Malang – Peringatan Ulang Tahun dapat dilakukan dengan berbagai cara, akan tetapi Gereja Kristen Indonesia (GKI) Tumapel Malang, yang berada di Jalan Tumapel nomor 1 Kota Malang, melakukan aksi nyata untuk memperingati HUT ke 75 dengan berbagi kasih dengan warga di Desa Pujiharjo Kecamatan Tirtoyudo Kabupaten Malang.
Menurut Toni Susanto, Ketua HUT ke 75 GKI Tumapel, berbagai kegiatan dilakukan oleh GKI Tumapel dalam memperingati ulang tahunnya, mulai kegiatan Ibadah Syukur, Reuni dengan beberapa majelis Gereja hingga Aksi Kasih ke Desa Pujiharjo Kabupaten Malang.
“Untuk Aksi Kasih memang sengaja dipilih ke Desa Pujiharjo, karena didaerah tersebut baru saja mengalami musibah bencana alam berupa banjir, yang mengakibatkan beberapa rumah hilang tersapu derasnya air sungai yang meluap, lahan pertanian tertutup lumpur dan pasir, jebolnya dinding sungai dan masih banyak kerusakan yang terjadi disana,” ungkap pria ramah itu.
Beberapa bantuan yang diberikan berupa ratusan Bronjong dan semen, yang ternyata lebih dibutuhkan oleh warga sekitar, untuk membangun dinding pondasi disekitar sungai agar air tidak sampai meluap dan memperbaiki rumah penduduk.
“Semoga apa yang diberikan oleh GKI Tumapel kepada Desa Pujiharjo dapat bermanfaat dan warga disana tidak lagi resah ketika hujan turun di musim penghujan seperti saat ini,”pungkas pria yang juga berprofesi sebagai Akuntan Publik itu.
Sementara itu Hendik Arso, Kepala Desa Pujiharjo menambahkan, dirinya hanya bisa mengucapkan terima kasih atas keikhlasan dari para donatur dalam membantu pembangunan Desa Pujiharjo, setelah dilanda bencana banjir yang cukup parah.
“Kejadian banjir ini dikarenakan penggundulan atau penebangan hutan secara liar di Gunung Gamping yang berada diatas di Desa Pujiharjo, sehingga sewaktu hujan yang lebat, beberapa material batu besar hingga bekas potongan pohon, ikut terbawa arus air yang tidak dapat diserap oleh tanah, sehingga menembus dam air, hingga terbawa air disepanjang Kali Tundo ke Desa Pujiharjo.
Hendik Arso juga mengaku, bantuan dari Pemerintah Kabupaten Malang berupa ekskavator untuk mengeruk tumpukan batu terus dilakukan, meski setiap hujan masih banyak material batu yang terus terbawa air, hingga membuat pendangkalan di sungai. (DnD)