Jurnalismalang.com – Dalam kunjungannya ke Malang Raya, Wakil Menteri (Wamen) Kebudayaan, Giring Ganesha, pada Minggu (9/11/2025), tak lupa menyempatkan diri untuk berkunjung ke KEK Singhasari, Museum Singhasari dan King College London, yang juga berada di area KEK Singhasari.
Kepada rekan media, Giring yang mewakili Kementerian Kebudayaan, menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada David Santoso KR, selaku CEO KEK Singhasari, atas dedikasinya demi kemajuan kebudaan dan ekonomi kreatif, yang seluruhnya tidak meninggalkan unsur ke-Indonesiaan.
“Saya sangat mengapresiasi Pak David dan keluarga, serta semua tim di KEK Singhasari yang sudah mendedikasikan hidupnya, effort, pikirannya dan juga dana, demi kemajuan kebudayaan dan ekonomi kreatif. Apalagi kita lihat hampir semua meski namanya King College dari Inggris, tapi unsur ke- Indonesiaannya tidak pernah ditinggalkan,” ucap Giring.
Mantan vokalis Nidji itu melanjutkan, kerjasama yang nantinya akan dilakukan antara KEK Singhasari dan Indonesia Creative Cities Network (ICCN), diharapkan bisa berjalan dengan lancar, dan Ia pun meyakini jaringan ICCN pasti akan merasakan banyak manfaat atas kerjasama tersebut.
“Kalau saya punya teori ya pak, kita ini orang kreatif, seniman, budayawan, kita butuh ‘playground’, tempat kita bisa networking, diskusi, latihan, pameran, berekspresi, dan juga tempat dimana kita bisa merayakan kesenian kita,” sambungnya.

(Rombongan Giring Ganesha saat mengunjungi Museum Singhasari Kabupaten Malang)
Giring pun menunggu “gebrakan” selanjutnya dari KEK Singhasari, untuk kemajuan ekonomi kreatif dan kebudayaan, dan Ia pun sangat terbuka untuk berdiskusi dan bermitra secara strategis untuk kedepannya.
Sementara itu, CEO KEK Singhasari, David Santoso KR menyampaikan, besar dan tumbuh kembang KEK Singhasari tak lepas dari unsur dan akar budaya, oleh karenanya dalam rangka perayaan 800 tahun peradaban Singhasari, Ia pun mengajak Wamen Kebudayaan untuk mengunjungi Museum Singosari, serta memamerkan digital display yang dipinjamkan oleh Prancis, disela artefak Singhasari.
“Ini membuat satu praktek baik, dimana budaya tidak hanya mundur kebelakang, tetapi juga bernuansa futuristik,” terang David.
Ditanya soal rencana kerjasama dengan Kementerian Kebudayaan, David mengungkapkan bahwa sempat tercetus soal repatriasi patung, dimana jika ada 1 diantara 2 patung yang direpatriasi bisa kembali ke Singosari, akan menjadi motivasi luar biasa dan menuliskan sejarah “pulang” yang dituliskan oleh Sir Thomas Stamford Raffles.(DnD)