Jurnalismalang – Hadirnya teknologi AI sebaiknya dilihat sebagai sebuah tantangan bagi kreator dan para penggiat industri kreatif, sesuatu yang membantu mereka untuk menciptakan karya yang lebih baik guna mendukung perekonomian. Hal ini diungkapkan Menteri Ekonomi Kreatif dan Kepala Badan Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya di sela-sela pembukaan Indonesia Creative Cities Festival (ICCF) di MCC Malang, pada Sabtu (8/11).
“Hadirnya sebuah teknologi, hadirnya sebuah tantangan, kita sebagai pemerintah, komunitas, dan kreator menyiasati hadirnya AI agar menjadi sebuah nilai tambah,” papar Teuku Harsya. “Komdigi sudah membuat buku putih tentang bagaimana kita menyikapi tantangan ini, bagaimana pihak-pihak berkolaborasi mulai dari pemerintah, akademisi, komunitas, untuk mengubah tantangan ini menjadi peluang.”
Pemerintah pusat memberikan dukungan penuh bagi pengembangan ekonomi kreatif di daerah, terutama di Jawa Timur yang telah ditetapkan oleh Presiden RI Prabowo Subianto sebagai wilayah prioritas bagi pengembangan program ekonomi kreatif.
“Ini karena jumlah investasi ekonomi kreatif di Jawa Timur dan ekspor ekonomi kreatif dari Jawa Timur masuk 5 besar nasional. Di era seperti saat ini, sangat mungkin bagi karya dari daerah untuk dinikmati secara nasional bahkan global,” tambahnya.

Meski demikian, pihaknya tidak memungkiri bahwa pendampingan diperlukan agar karya tersebut tetap kompetitif, baik bagi karya yang sudah didaftarkan di Kemenkumham dan lembaga-lembaga dunia.
Guna mendukung rencana ini, pemerintah pusat akan membentuk Dinas Ekonomi Kreatif di seluruh daerah di Indonesia agar pengembangan bidang ini lebih terkoordinasi dan memberikan hasil yang bermanfaat bagi ekonomi daerah.
“Targetnya di akhir 2025 ini total 28 provinsi akan memiliki Dinas Ekonomi Kreatif, begitu pula di tingkat kabupaten/kota yang jumlahnya mencapai sekitar 80. Kami mengucapkan terima kasih pada kepala daerah yang sudah melihat ekonomi kreatif sebagai potensi baru di daerahnya,” pungkasnya. (DnD)