Jurnalismalang – Indonesia kaya dengan keberagaman budaya dari berbagai daerah, dan elemen tersebut dinilai memiliki kontribusi besar bagi peningkatan penghasilan negara. Sudah saatnya para pelaku ekonomi kreatif, terutama di Jawa Timur, dan Malang pada khususnya, memasukkan unsur budaya sebagai daya tarik bagi produk-produk mereka.
Hal ini diungkapkan oleh Wamen Kebudayaan Giring Ganesha di tengah acara pembukaan ICCF (Indonesia Creative Cities Festival) 2025, yang didampingi Ketua OC ICCF Vicky Arief, di MCC Malang, Sabtu (8/11).
“Tahun ini komunitas ICCF berhasil mengembangkan jejaring dan pelaku ekonomi kreatif dengan luar biasa,” kata Giring. “Saya bahagia mengetahui pencapaian ekonomi kreatif dan bagaimana produk ekonomi kreatif Indonesia menghasilkan dampak bagi GDP (gross domestic product) negara.”
“Oleh karena itu, menggandeng teman-teman kreatif dari Jawa Timur dan Malang yang menurut data Kementerian Ekraf merupakan yang paling top, ini merupakan penyemangat bagi kita dari Kementerian Kebudayaan untuk terus berkolaborasi,” tambahnya.

Menurut Giring, tahun depan pihaknya berencana memperjuangkan tempe untuk dienkripsi di UNESCO sebagai warisan budaya tak benda. Karena di Malang terdapat banyak perajin dan produsen tempe, Giring meminta agar para penggiat ekonomi turut menyumbangkan ide tentang bagaimana membuat tempe menjadi produk ekspor, apabila sudah dienkripsi oleh UNESCO.
Sementara itu, penetapan Malang sebagai City of Media Art oleh UNESCO dipandang merupakan suatu pencapaian yang membanggakan. Apa yang sudah diterapkan di Malang dengan pendirian Malang Creative Centre (MCC) dapat menjadi inspirasi dan diterapkan di kota-kota lain.
“Ini adalah hadiah ulang tahun satu dekade kami bergerak. Kami berkomitmen bahwa budaya menjadi suatu spirit dan semangat, landasan dan pondasi kita untuk bergerak, dan tentunya kreativitas menjadi hal yang penting,” pungkas Ketua OC ICCF Vicky Arief. (DnD)