Jurnalismalang – Instruksi Pj. Walikota Malang Wahyu Hidayat untuk terus menggencarkan pasar murah atau gerakan pangan murah saat melepas armada bantuan pangan di Perumda Tunas Aneka Usaha Senin (9/10) yang lalu langsung ditindaklanjuti oleh jajarannya. Kali ini Dinas Ketahanan Pangan Kota Malang bekerja sama dengan Perumda Tunas, Perum Bulog Rajawali Nusantara Indonesia dan beberapa produsen menggelar gerakan pangan murah di lapangan Merjosari, Senin (16/10).
Usai memberikan sambutan dan membuka acara, didampingi perangkat daerah terkait seperti Asisten Administrasi Perekonomian, Kepala Disketapang, Kepala Diskopindag, Dirut Perumda Tunas dan Juga dari Rajawali Nusindo, serta Deputi Kepala perwakilan Bank Indonesia, Wahyu mengunjungi stand-stand bahan kebutuhan pokok. Terlihat Pj. Walikota Malang itu berdialog dengan para produsen dan masyarakat utamanya terkait ketersediaan stok dan harga.
Usai mengunjungi stand, berbicara di depan awak media, Wahyu menekankan fenomena alam yang terjadi saat ini turut menjadi faktor menurunnya tingkat produksi bahan pokok khususnya beras. Menurutnya, menurunnya tingkat produksi ini berimbas pada ketersediaan di pasar sehingga memunculkan spekulasi fluktuasi harga. Wahyu menambahkan Hal ini lah yang perlu diantisipasi agar tidak terjadi gejolak di pasar.
Untuk itulah, beberapa waktu lalu saat pelepasan armada bantuan pangan di Perumda Tunas, Wahyu menginstruksikan untuk mengadakan kegiatan gerakan pangan murah atau pasar murah secara berkala. Hal ini dimaksudkan sebagai bentuk intervensi pemerintah dalam menstabilkan harga sehingga masyarakat tetap dapat membeli bahan kebutuhan pokok sesuai dengan kemampuan daya beli nya.
“Fenomena alam El Nino ini sedang mengancam dan kita tidak tahu kapan akan selesai, imbasnya tentu pada produksi bahan kebutuhan pokok khususnya produksi pangan beras. Kondisi ini secara alami akan memunculkan fluktuasi harga karena spekulasi pasar dan inilah yang perlu kita antisipasi bersama,” ucap Wahyu.
“Nah Senin yang lalu saya sudah menyampaikan harus secara berkala mengadakan kegiatan seperti ini. Tujuannya untuk menstabilkan harga dan ini bentuk intervensi yang bisa kita lakukan untuk menjaga harga sehingga tidak terjadi gejolak di pasar karena kemampuan daya beli masyarakat yang sesuai dengan harga yang ada dipasar, ” tambahnya.
Wahyu juga mengatakan harga di gelaran gerakan pasar murah ini mempunyai selisih yang lebih rendah dari harga pasar sehingga memungkinkan menarik minat masyarakat untuk membeli. Wahyu juga menyampaikan kepada masyarakat untuk tidak khawatir dengan ketersediaan stok karena semuanya relatif aman.
“Saya sudah cek, selisih harga nya di kisaran Rp. 3.000,- sampai Rp.4.000,- dan itu angkanya lebih rendah dari harga pasar, jadi menarik minat masyarakat sampai antriannya panjang. Tetapi saya juga berpesan kepada masyarakat untuk tidak panik karena stok bahan pokok relatif aman hanya harga nya saja yang perlu dikendalikan,,” jelas Wahyu.
(PJ Walikota Malang, Wahyu Hidayat saat memberikan sambutan)
Ketika ditanya rekan-rekan media tentang kebijakan baru yang bisa dilakukan Pemerintah Kota Malang dalam menstabilkan harga selain gerakan pangan murah ini, Wahyu mengatakan masih akan tetap fokus dengan menggelontorkan bahan kebutuhan pokok melalui gerakan pangan murah. Menurutnya, karena potensi lahan pertanian yang minim juga menjadi faktor sehingga optimalisasi gerakan pangan murah tetap menjadi pilihan utama.
“Tidak, fokus kita tetap dalam bentuk ini (gelaran pangan murah), karena Malang kan potensi lahan pertanian nya minim, dan kebanyakan kita ini sebagai produsen. Jadi bentuk intervensi kita mengoptimalkan menggelontorkan gelaran pangan murah atau pasar murah ini, ada subsidi juga dari kita lewat perangkat daerah terkait,” tuturnya.
Terakhir, pria lulusan teknik planologi ini menginstruksikan kegiatan gerakan pangan murah ini dapat dilaksanakan setiap sebulan sekali. Dirinya berharap akan semakin banyak produsen yang bekerja sama sehingga mampu memberikan penekanan ketersediaan barang dan kestabilan harga di pasar.
“Harapannya ini bisa dilakukan setiap sebulan sekali, dan kedepannya semoga semakin banyak sumber-sumber yang bisa kita manfaatkan dari para produsen sehingga harga-harga di Kota Malang bisa terkendali,” tutup Wahyu. (DnD)