Jurnalismalang.com – Universitas Brawijaya (UB) Malang kembali mengukuhkan 2 Profesor, kali ini Profesor dari Fakultas Peternakan (Fapet) dan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG), Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan, M.Sc dan dari Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA., dimana pengukuhan secara resmi akan dilakukan di Gedung Samantha Krida UB, Pada Sabtu (05/08/2023).
Dalam pidatonya, Prof. Dr. Ir. Osfar Sjofjan menyampaikan tentang “Bioteknologi Probiotik Tepung sebagai Aditif Pakan dalam Meningkatkan Produksi Ayam Petelur”, dimana penggunaan antibiotik sebagai aditif pakan sudah dilarang di dunia termasuk di Indonesia dan salah satu pengganti antiobotik adalah probiotik.
Probiotik adalah pakan tambahan yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan mikroba dalam saluran pencernaan ternak, meningkatkan efisiensi pakan, produksi telur, dan menurunkan kadar kolesterol telur serta kolesterol serum, serta mampu menghambat produksi amonia, sehingga bisa menguntungkan bagi kesehatan ternak dan meningkatkan pertumbuhan.
“Kalau diluar negeri memang sudah menghindari antibiotik, karena itu bahan kimia, jadi seperti yang sudah saya sampaikan tadi back to nature, kembali ke alam, tapi kalau efektifitasnya hampir sama antara diberi probiotik dan antibiotik,” katanya.
Sementara untuk kualitas telur yang dihasilkan, Prof. Osfar Sjofjan menjelaskan perbedaan kualitas telur probiotik dan antibiotik, dimana telur probiotik volumenya lebih besar, kuningnya lebih kuning, dan putihnya lebih kental.
“Kuningnya yang namanya beta-carotennya itu lebih bagus, putihnya lebih kental. Jadi kalau kita membuat roti, itu kita tidak butuh kuningnya kan, butuh putihnya, jadi telur probiotik proteinnya lebih tinggi,” imbuhnya.
Estimasi biaya (cost) yang dikeluarkan untuk pemberian probiotik pada hewan ternak, diakui Prof. Osfar memang lebih besar atau mahal dibandingkan dengan pemberian antibiotik, dengan kenaikan 5 – 10 persen, namun hal tersebut sebanding dengan harga jual telur yang dihasilkan.
“Kalau diluar negeri sudah dijual telur berdasarkan kualitas, ada telur Omega-3, Omega-12, nah ini segmennya beda, kalau kita kan pokoknya telur aja, jadi masyakarat kita belum membedakan kualitas telur itu,” jelasnya.
Probiotik merupakan aspek penting dari penelitian pengembangan aditif pakan dan sebagai pengganti antibiotik, juga sebagai agen kemoterapi untuk pemacu pertumbuhan, meningkatkan produktifitas, kualitas produksi telur, dan meningkatkan kesehatan ternak ayam petelur serta menjadi peternakan ramah lingkungan dengan berkurangnya polusi bau dan lalat.
“Probiotik tidak menghasilkan dan menimbulkan efek negatif, serta tidak menyebarkan resistensi mikroba, menawarkan potensi besar untuk menjadi alternatif antibiotik,” tukasnya.
(Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA menyatakan salah satu penyebab Stunting adalah caries Gigi pada anak)
Sementara Prof. Dr. drg. Muhamad Chair Effendi, S.U., Sp.KGA menyampaikan pidatonya yang berjudul “Biokomposit Nanopartikel Zinc Oxide/Propolis (nZno/Propolis) sebagai Liner untuk Perlindungan Pulpa Gigi Anak”.
Menurutnya, salah satu penyakit gigi yang paling sering dialami anak adalah karies gigi sebagai masalah kesehatan gigi paling umum, berdasarkan Global Burden of Disease (2019).
“Karies gigi pada anak tidak hanya berdampak buruk pada kesehatan oral, tetapi juga dapat membawa implikasi serius pada aspek kesehatan yang lebih kompleks, misalnya stunting atau gangguan pertumbuhan kronis pada anak,” terangnya.
Disaat bersamaan, stunting dapat menurunkan sekresi saliva, meningkatkan resiko karies dan dapat menunda erupsi gigi permanen, dimana pada kasus karies dentin dalam, penggunaan liner adalah solusi terbaik untuk melindungi pulpa gigi dari infeksi bakteri.
“Beberapa macam liner yang banyak diaplikasikan di bidang kedokteran gigi anak ialah calcium hydroxide, mineral trioxide aggregate, resin-modified glass ionomers, dan ZnO eugenol. Dari material-material tersebut, ZnO eugenol dipandang sebagai liner yang paling unggul, akan tetapi sifat sitotoksik material ini menjadi masalah yang krusial,” imbuhnya.
Pengisian ZnO eugenol yang berlebihan dapat mengurangi keberhasilan perawatan gigi, sehingga perlu inovasi untuk menemukan material baru yang lebih baik dalam mengatasi kegagalan perawatan pada pulpa gigi anak.
“Dalam upaya meningkatkan kemampuan antibakteri, nZnO dapat menambahkan bahan antibakteri lain dari bahan alami, yaitu propolis., dimana Biokomposit nZnO/propolis, yang merupakan campuran nanopartikel ZnO dengan bahan alam propolis, sangat potensial sebagai liner untuk bahan pelindung pulpa pada gigi anak, yang mana kekuatan biokomposit nZnO/propolis sebagai antibakteri dan mudahnya mendapatkan propolis dari alam, dapat sekaligus menutupi kekurangan bahan liner ZnO eugenol yang sitotoksis,” tukasnya.
Untuk diketahui, Prof. Osfar merupakan profesor aktif ke-16 di Fapet, profesor aktif ke-173 di UB, serta profesor ke-326 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB. Sedangkan Prof. Chair merupakan profesor NIDK pertama di FKG, profesor ke-327 dari seluruh profesor yang telah dihasilkan UB. (DnD)