Jurnalismalang – Aksi penolakan pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dalam bentuk pemasangan sejumlah spanduk di ruas-ruas jalan strategis sekitar Singosari, Kabupaten Malang, menyeret nama Ki Ardhi Purbo Antono, dalang muda yang cukup dikenal di kalangan warga Singosari, terutama para santri.
“Saya tinggal di Singosari baru 7 tahun, terus terang saya tidak tahu KEK itu ada di mana,” terang dalang penyabet penghargaan Pemuda Pelopor Seni dan Budaya Nasional 2009. “Saya tidak diwawancara langsung untuk memberikan pernyataan yang bertujuan menggerakkan massa.”
Seperti yang diberitakan sebuah media online, spanduk penolakan KEK belakangan ini bertebaran di sekitar Jalan Klampok menuju ke arah KEK yang berlokasi di Perumahan Singhasari Residence. Isi spanduk antara lain menuntut pembubaran KEK yang tidak ada kejelasan setelah 3 tahun diresmikan dan dinilai merusak kelestarian alam dan lingkungan.
Berita tersebut menyebut nama Ki Ardhi yang seolah-olah memberikan dukungan agar KEK dibubarkan dan akan menggerakkan massa untuk menutup akses ke wilayah tersebut. Disebutkan juga bahwa dirinya menyalahkan keberadaan makelar intelektual dalam pembangunan KEK.
(Ki Ardhi mengaku kesal namanya dicatut dan tidak pernah mendapat sesi wawancara)
“Karena saya dibesarkan di lingkungan santri dan termasuk bagian dari PBNU, beberapa waktu lalu ada rekan-rekan Ansor yang bercerita tentang KEK pada saya,” tutur Ki Ardhi yang mengaku terkejut dengan pemberitaan tersebut.
Dirinya mengaku diminta memberikan pernyataan setelah mendapat kiriman foto-foto spanduk penolakan, dan membenarkan pernyataannya tentang makelar intelektual KEK. Namun, dirinya menyangkal mengatakan akan menggerakkan massa sebagaimana ditulis pemberitaan itu.
“Kepada para penggiat, pemodal, pamong-pamong KEK, saya berharap agar budaya dan adat istiadat tidak ditinggalkan, karena bangsa yang agung adalah bangsa yang mengagungkan nilai dan akara kebudayaan,” pungkasnya. (DnD)