Fakultas Pertanian UB Malang Berikan Pemahaman Pola Fenologi Untuk Mencegah Hama Pada Tanaman Kopi

Jurnalismalang – Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya menggelar Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat, mengenai Fenologi tanaman kopi dalam hubungannya dengan terjadinya hama tanaman bagi para petani kopi yang berada di PTPN 1 Regional 5 Kebun Bangelan Bantaran, Rabu (07/08/24).

Prof. Dr. Ir Bambang Tri Raharjo, SU.,selaku dosen dari Departemen Hama dan Penyakit Tumbuhan, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya mengatakan, para petani kopi perlu diberikan pemahaman, pentingnya pengelolaan hama berbasis fenologi pada tanaman kopi. Agar para petani kopi memahami, hubungan antara fase perkembangan tanaman kopi dengan tingkat serangan hama pada tanaman tersebut.

“Kegiatan ini juga bertujuan untuk memberikan edukasi kepada kelompok tani, kepala desa, aktivis kopi, karyawan PTPN Bangelan, astan, mandor dan mahasiswa magang, tentang bagaimana siklus pertumbuhan tanaman kopi berpengaruh terhadap kemunculan hama, khususnya hama penggerek buah kopi (Hypothenemus hampei), yang kerap menjadi salah satu hama penting dalam budidaya kopi,” ungkap Prof. Dr. Ir Bambang Tri Raharjo.

Desa Bangelan dipilih menjadi salah satu tempat program pengabdian, karena wilayah ini merupakan salah satu sentra produksi kopi di Kawasan Kabupaten Malang, dengan latar belakang kondisi iklim tropis yang mendukung pertumbuhan tanaman kopi. Sehingga Desa Bangelan ini menjadi area yang potensial untuk pengembangan perkebunan kopi.

Prof Bambang Tri menjelaskan, tingginya intensitas serangan hama penggerek buah kopi, menjadi tantangan besar bagi para petani. Sehingga perlu diperkenalkan konsep fenologi tanaman, yaitu studi tentang siklus kehidupan tanaman, yang meliputi fase pertumbuhan, pembungaan, hingga pembentukan buah.


(Prof Bambang Tri Ketua Tim Pengabdian Masyarakat dan juga Dosen Fakultas Pertanian UB Malang saat menjelaskan metode Fenologi pada Tanaman Kopi)

“Dengan memahami kapan waktu-waktu kritis terjadinya serangan hama, petani dapat lebih bijak dalam melakukan pengendalian hama yang efektif dan ramah lingkungan,” ujar Prof. bambang yang juga merupakan ketua tim pengabdian masyarakat.

Prof Bambang menjelaskan mengenai teknik monitoring hama, penggunaan perangkap, dan cara-cara pengendalian hama secara alami yang dapat meminimalisir penggunaan pestisida kimia. “Lahan yang akan ditanami tanaman kopi harus bagus dan sehat. Kunci utama yang lainnya ialah, bibit tanaman kopi yang digunakan juga harus terbebas dari serangan nematoda, dengan cara diberi PGPR dan pemberian pupuk kompos. Serta dalam tindakan pengendalian kita juga perlu melakukan kegiatan monitoring terhadap OPT, agar serangan hama dan penyakitnya lebih rendah,” pungkasnya.

Hal yang sama disampaikan oleh Lurit, salah seorang petani kopi, yang mengaku baru memahami pentingnya fenologi dalam pengelolaan hama. “Selama ini, kami hanya fokus pada hasil tanpa memikirkan tahapan perkembangan tanaman yang ternyata juga mempengaruhi munculnya hama,” ujar Bapak Lurit.

Diharapkan dengan penerapan pengetahuan ini, para petani dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia dan menjaga kualitas lingkungan di area perkebunan. Program pengabdian ini merupakan bagian dari upaya Universitas Brawijaya untuk turut serta dalam pembangunan pertanian keberlanjutan, khususnya di sektor pertanian kopi.

“Kami berharap bahwa kegiatan seperti ini dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi para petani dan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan ketahanan pangan serta kualitas produk pertanian lokal,” tutup Prof Bambang. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top