Kukuhkan 4 Profesor, Universitas Brawijaya Malang Dorong Penetapan Hak Paten Penemuan

Jurnalismalang.com – Universitas Brawijaya (UB) Malang terus menambah jumlah Profesornya, dimana kali ini UB kembali akan mengukuhkan 4 Profesor sekaligus yakni Prof. Dr. Dra. Herawati, M.P. dari Fakultas Kedokteran Hewan (FKH), Prof. Dr. Ir. Sholeh Hadi Pramono, M.S. dari Fakultas Teknik (FT), Prof. Dr. Drs. Jati Batoro, M.Si. dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) dan Prof. Dr. Ir. Didik Hariyono, M.S. dari Fakultas Pertanian (FP), dan pengukuhan resmi akan dilakukan di Gedung Samantha Krida, pada Minggu (17/03/2024).

Prof. Dr. Dra. Herawati, M.P., dari FKH UB dalam pemaparannya yang berjudul “Jakute Sebagai Additive Pakan Pengganti Antibiotic Growth Promoter Dengan Docking Molekuler Untuk meningkatkan Kesehatan Unggas”, menjelaskan soal Inovasi penambahan pakan pada unggas yang berbahan dasar JAKUTE (Jahe Kunyit Temulawak), yang dapat meningkatkan imunitas dan produktifitas unggas, sementara metode docking molekuler digunakan untuk mengetahui hasil uji in silico zat aktif dari jahe merah, kunyit dan temulawak, guna mengidentifikasi potensinya sebagai imunomodulator.

Prof. Herawati berharap kajiannya tersebut bisa bermanfaat dalam pengembangan alternatif, untuk meningkatkan efektivitas imunomodulator pada unggas dan kemudian dapat diimplementasikan oleh para peternak.

Sementara Prof. Dr. Ir. Sholeh Hadi Pramono, M.S., dari FT UB, dalam pemaparannya yang berjudul “Rekayasa Opto-Elektroteknika Untuk Mendukung Implemetasi Teknologi Informasi Dan Komunikasi”, menjelaskan soal pentingnya peran rekayasa opto-elektroteknika, karena komunikasi dalam bentuk sinyal optik yang merupakan produk rekayasa opto-elektroteknika, mampu menawarkan bandwidth dan realibilitas yang lebih baik dibandingkan dengan komunikasi dalam bentuk sinyal elektrik

“selain menunjang sistem komunikasi, produk rekayasa opto-elektroteknika seperti sensor optik juga mendukung pengembangan layanan teknologi informasi dan komunikasi seperti Wireless Sensor Network (WSN) serta smart grid,” jelasnya.

Ia pun berharap rekayasa opto-elektroteknika dapat menciptakan pengembangan keilmuan, untuk meningkatkan tingkat keandalan produk opto-elektroteknika yang lebih mutakhir.


(Prof. Dr. Drs. Jati Batoro saat mempresentasikan didepan awak media)

Sedangkan Prof. Dr. Drs. Jati Batoro, M.Si., dari FMIPA UB, memaparkan tentang “Konsep Taksonomi-Etnobotani Untuk Pengelolaan Sumberdaya Hayati”, yang menjelaskan soal bagaimana menentukan status tingkat takson, spesies baru (new spesies) secara tepat, merupakan kebaharuan daripada kekayaan keanekaragaman hayati, sekaligus mengungkap sistem pengetahuan, pemanfaatan, pengelolaan oleh masyarakat tradisional.

Menurutnya, konsep tersebut mempunyai keunggulan dan keunikan dalam menentukan status tingkat takson, dan menyediakan informasi data akurat yang dapat dimanfaatkan ilmu bidang lain.

Dan Prof. Dr. Ir. Didik Hariyono, M.S., dari FP UB memaparkan tentang “Antropogenik Agrotekno Perubahan Iklim Dan Proyeksi Iklim Sebagai Invensi Teknologi Mitigasi Di Bidang Pertanian”, yang meneliti soal peningkatan frekuensi perubahan iklim menyebabkan ketidakstabilan produktivas di bidang pertanian, yaitu pengaruh terhadap ketersediaan hasil pertanian, sehingga upaya untuk memperbaiki produktivitas tanaman diantaranya melalui teknologi proyeksi iklim yang mensimulasikan skenario emisi GRK (Gas Rumah Kaca) dengan proyeksi radiasi pada skala berbeda atau Representative Concentration Pathways (RCP).

Prof. Didik berharap teknologi tersebut
menjadi prioritas pemerintah di bidang pertanian dalam meminimalisir dampak negatif dari perubahan iklim, serta pengembangan potensi pertanian khususnya produktivitas tanaman tahunan dan musiman yang memiliki nilai ekonomi tinggi.(DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top