Cegah Kelangkaan Garam di Musim Penghujan, Dosen UB Buat Metode Inovatif

Jurnalismalang – Dosen Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya (FPIK UB) Andi Kurniawan S.Pi., M.Eng.D.Sc membuat metode inovatif untuk mengatasi kelangkaan garam. Ia mengembangkan Greenhouse Salt Tunnel dengan metode “Continuously Dynamic Mixing” yang dapat meningkatkan efisiensi produksi garam dan mengurangi ketergantungan pada faktor cuaca.

Inovasi tersebut berangkat dari produksi garam rakyat yang masih menggunakan metode tradisional, yakni dengan metode evaporasi dengan menguapkan air laut atau air payau (Solar Salt). Metode ini terkendala dengan musim, di mana pada musim hujan produksi garam berhenti karena intensitas sinar matahari yang rendah.

“Dalam perkembangannya, teknologi produksi garam untuk mengatasi permasalahan cuaca telah berkembang dengan menggunakan rumah kristalisasi garam tunnel bambu. Namun penggunaan material bambu untuk kontruksi rangka tunnel garam mempunyai beberapa kendala seperti umur bambu yang terbatas dan kurang tahan lama,” ungkapnya.

Dengan metode inovatif “Continuously Dynamic Mixing“, Andi mengatasai permasalah terkait rangka tunnel garam dengan rangka galvalum. Tunnel rangka galvalum dalam invensi ini dibuat berdasarkan masa umur rangka galvalum yang lebih lama dibandingkan dengan rangka bambu. Desain kontruksi tunnel galvalum dibuat presisi agar bentuk tunnel menjadi rapi. Selain itu rangka galvalum bisa dibongkar pasang dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain.

“Melalui teknologi Continuously Dynamic Mixing, dapat mengoptimalkan proses pengolahan garam tanpa terlalu tergantung pada faktor cuaca,” kata pria yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor Bidang Perencanaan, Kerjasama, dan Internasionalisasi ini.

Metode ini sedang dalam proses pendaftaran paten dengan nomor S00202210897, di mana melibatkan pendekatan baru dalam proses pengolahan garam yang memanfaatkan prinsip-prinsip kontinyu dan dinamis. Pendekatan ini memungkinkan produksi garam dengan menghasilkan garam berkualitas K1 (NaCl 95%) dan bisa memenuhi standar garam industri.

Inovasi ini telah dihilirisasi oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia melalui Koperasi Pantai Cioleng Bahari dan Kugar Putera Pansela Cidahon yang berlokasi di Kabupaten Cianjur Jawa Barat. Di mana pihak koperasi sudah melalukan panen perdana garam berkualitas melalui metode Continuously Dynamic Mixing. [dk/Irene]

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top