Jurnalismalang.com – Menjelang tahun politik 2024, DPRD Kota Malang menganggarkan biaya untuk agenda Dialog Kebangsaan di tiap Kecamatan di Kota Malang, dalam pembahasan anggaran PAK yang diajukan pada September lalu, dimana anggaran tersebut berbeda dengan yang ada di Kesbangpol.
Hal tersebut disampaikan Ketua DPRD Kota Malang, I Made Riandiana Kartika, SE., saat memberikan arahan dan membuka Dialog Kebangsaan bertemakan “Membangun Persatuan Dalam Bingkai Kebhinekaan”, dihadapan sekitar 100 warga dari Kelurahan Sumbersari, Merjosari, Tulusrejo, Kecamatan Lowokwaru Kota Malang, di Hotel Savana, pada Rabu (08/11/2023).
Menurutnya, Dewan menginginkan agar Camat, Lurah, Tokoh Masyarakat, melalui Danramil dan Kapolsek, untuk bertemu dan berdialog, berinteraksi untuk menjaga persatuan dan kesatuan di wilayah masing-masing, secara merata di 5 kecamatan di Kota Malang.
“Sehingga ini dianggarkan di lima kecamatan ada, merata. Tidak hanya di Kecamatan Lowokwaru saja, meskipun saya orang Lowokwaru. Nanti akan diagendakan sampai 15 Desember 2023. Setelah itu, Kesbangpol awal tetap kita anggarkan wawasan kebangsaan. Jadi anggaran-anggaran ini bisa kita gunakan untuk menyelesaikan konflik yang terjadi di masyarakat,” ujarnya.
(Made Riandiana Ketua DPRD Kota Malang mengajak masyarakat terus menjaga persatuan dan kesatuan)
Made meyakini, bahwa dalam setiap pesta demokrasi pasti akan terjadi konflik, yang diistilahkan seperti “tikungan tajam”, yang terkadang ada “oli” nya, yang jika tidak dikelola dengan baik justru akan memecah belah masyarakat Indonesia.
“Kadang-kadang ada “olinya”, semoga di Kota Malang tidak ada “oli” nya. Sehingga tikungan tajam yang licin kalau tidak dikelola dengan baik, akan memecah belah kita. Dan biayanya mahal untuk memperbaiki kalau ada gesekan sosial ditengah masyarakat,” sambung Made.
Lebih lanjut Made mengajak seluruh warga masyarakat, untuk tetap menjaga dan mengingat sejarah panjang di Negeri ini, sehingga perlu menggaungkan “Jasmerah” (Jangan melupakan sejarah), karena dengan mengingat hal tersebut, maka persatuan dan kesatuan tetap terjaga dan sulit diadu domba.
“Kita harus kembali pada Trisakti Bung Karno. Tetaplah menjadi orang Indonesia dengan budaya Nusantara. Ini yang harus kita angkat, melalui program yang sekecil-kecilnya, salah satunya Dialog Kebangsaan ini,” pungkasnya. (DnD)