Jurnalismalang.com – Menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) Presiden yang akan digelar serentak pada 14 Februari 2024, Komisi Pemilihan Umum (KPU) tengah gencar melakukan sosialisasi dan pendidikan pemilih, dimana kali ini KPU menggelar acara bertajuk KPU Goes To Campus, School dan Pesantren, yang salah satunya diadakan di Kota Malang, yakni di Hall Gedung C FISIP Universitas Brawijaya (UB) Malang, pada Kamis (12/10/2023).
Dalam acara bertemakan “Anak Muda Membangun Bangsa, Gak Milih Gak Keren” tersebut, Dekan Fisip UB, Anang Sujoko S.Sos., M.Si., D.Comm., menyampaikan, dengan digelarnya acara sosialisasi dan pendidikan pemilih oleh KPU tersebut, para mahasiswa sebagai pemilih pemula, diharapkan betul-betul memiliki bekal dan informasi yang cukup, terkait siapa yang layak dipilih dan layak memimpin Bangsa Indonesia kedepannya.
“Mahasiswa sebagai pemilih muda itu bukan sekedar memilih, tapi dari penyelenggara Pemilu meng-encourage mereka memilih dengan bijak, benar dan hati nurani. Karena apapun pilihan itu akan menentukan masa depan Bangsa, jadi dengan adanya sosialisasi ini saya harapkan mahasiswa disini menjadi agen, sebagai pemilih yang benar, pemilih yang wise atau bijak,” sampainya.
Sebagai upaya meningkatkan kesadaran pemilih pemula, Anang melanjutkan bahwa FISIP memiliki beberapa mata kuliah yang berkaitan dengan hal tersebut, yakni bagaimana menyikapi informasi, bagaimana menelusuri informasi, dan banyak mata kuliah untuk membangun karakter pemilih.
“Apapun pilihan kita, itu bentuk tanggungjawab kita kepada Bangsa. Sehingga dalam setiap mata kuliah yang kita berikan itu sebetulnya membekali secara tidak langsung. Ada How To Treat The Information, bagaimana bermasyarakat dengan baik, Hukum Media dan Psikologi. Harapan kami mereka dewasa dalam memilih,” tambahnya.
Sementara itu, Anggota KPU Provinsi Jawa Timur Divisi SDM dan Litbang, yang sekaligus menjadi narasumber dalam acara tersebut, Rochani mengatakan, Kampus, Sekolah dan Pesantren sengaja dipilih sebagai salah satu fokus perhatian KPU, karena ketiga lembaga tersebut dinilai merupakan representasi dari “kantong-kantong” pemilih muda, yang mayoritas adalah pemilih pemula, kemudian hampir 52 persen DPT didominasi kelompok millenial atau gen Z, ditambah jumlah DPT yang cukup besar di ketiga lembaga tersebut.
“Kalau KPU RI sudah menetapkan hampir 204 juta DPT, 15 persennya ada di Jawa Timur, 17 persennya ada di Jawa Barat, 12 persennya ada di Jawa Tengah. Itukan potensi yang harus dikelola dengan baik, degan memberikan pemahaman dan edukasi terkait pentingnya kepemiluan dan kesadaran untuk terlibat dalam Pemilu,” terangnya.
Terkait TPS yang belum tersedia di Kampus pada Pemilu 2024, Rochani menambahkan bahwa selain TPS reguler, KPU memfasilitasi TPS lokasi khusus, yang didirikan bagi pemilih muda dari TPS lain, yang pada saat hari itu dipastikan ada di lokasi tersebut.
“Misalnya di Ponpes, Asrama Mahasiswa, kita sudah ada TPS lokasi khusus. Tapi prosedurnya harus ada pengajuan dari pengelola setempat, dan disertai by name-nya, dipastikan bahwa pemilih pada 14 Februari ada disitu. Itu sudah include ditetapkan pada penetapan DPT 20 Juni lalu,” tukasnya. (DnD)