Empat Profesor UB Dikukuhkan, Salah Satunya Teliti Tahu

Jurnalismalang.com – Empat Profesor Universitas Brawijaya (UB) Malang dari Fakultas Teknik dan Fakultas Hukum kembali dikukuhkan, dimana proses pengukuhan secara resmi akan diselenggarakan pada, Minggu (20/8/2023).

Keempat Profesor tersebut yakni Prof. Dr. Imam Kuswahyono, S.H., M.Hum., dari Fakultas Hukum (FH), Prof. Dr. Ir. Sudarminto Setyo Yuwono, M.App.Sc., dari Fakultas Teknologi Pertanian (FTP), Prof. Dr. Eng. Denny Widhiyanuriyawan. S.T., M.T., dari Fakultas Teknik (FT), serta Prof. Dr. Eng. Nurkholis Hamidi, S.T., M.Eng., dari Fakultas Teknik (FT).

Prof. Dr. Imam Kuswahyono sebagai profesor bidang ilmu hukum, membawakan orasi ilmiah berjudul “Model Pengaturan Berbasis Pancasila Pengelolaan Barang Milik Negara yang Berkelanjutan dan Berkeadilan”, yang menjelaskan bahwa model tersebut sebagai suatu konsep baru untuk mengisi kekosongan norma (vacuum norm), terkait pengelolaan barang milik negara, termasuk ketiadaan mekanisme tentang pengelolaan dan penyelesaian sengketanya.

“Jadi model tersebut mengelaborasi politik hukum Pancasila ke dalam Undang-Undang yang l mengatur pengelolaan barang milik negara, dengan prinsip pemanfaatan terbaik yang berorientasi pada kemakmuran rakyat,” terangnya.


(Prof. Dr. Ir. Sudarminto Setyo Yuwono, M.App., Sc.,mendalami rendeman kedelai impor dan lokal untuk mengatasi mahalnya harga kedelai)

Sementara Prof. Dr. Ir. Sudarminto Setyo Yuwono, M.App., Sc., dikukuhkan sebagai profesor dalam bidang ilmu Keteknikan Pengolahan Pangan, dimana dalam orasi ilmiahnya memaparkan tentang Model Pengelolaan Variabel Proses (Mpv-Pro) Sebagai Upaya Meningkatkan Rendemen Pada Industri Tahu.

Prof. Darminto menyoroti permasalahan peningkatan harga kedelai sebagai bahan baku produksi tahu, dimana dalam industri tahu dituntut untuk dapat melakukan proses produksi yang efisien, namun dapat menghasilkan rendemen proses yang tinggi.

Menurutnya, industri tahu memainkan peran yang sangat penting dalam ekonomi Indonesia, karena jumlahnya yang relatif besar, dan sebagai alternatif, Prof. Darminto menawarkan penggunaan whey sebagai keoagulan.

“Selama ini belum ada model yang dapat langsung diterapkan pada industri tahu yang menggunakan whey sebagai koagulan. Model ini dikembangkan berdasarkan pada kajian komprehensif di industri tahu”, jelasnya.

Kemudian Prof. Dr. Eng. Denny Widhiyanuriyawan, S.T., M.T. dalam orasinya memaparkan tentang “Teknologi Penginderaan Jauh Untuk Harvesting Energi Baru Terbarukan”.

Prof. Denny mencoba mengeksplorasi data satelit untuk memetakan potensi Energi Baru Terbarukan (EBT) di Indonesia seperti angin, dan memberikan alternatif mesin konversi energi yang sesuai dengan potensi yang ada.

Berdasarkan hasil kajian yang dilakukan Prof. Deny penginderaan jauh dari satelit QuikScat, potensi energi angin di perairan Indonesia maupun WindSat dibeberapa wilayah selatan Sumatera, selatan Jawa, selatan Papua mempunyai potesi kecepatan 6-12 m/s. dan Power Density menunjukkan kategori excellent.

“Tapi pada perairan lainnya menunjukkan kecepatan angin yang rendah 3-6 m/s dengan katagori Power Density pada kategori marginal dan good,” katanya.

Sedangkan Prof. Nurkholis dikukuhkan sebagai profesor bidang Energi Baru Terbarukan Biofuels, mengenalkan Penggunaan Fame Catalytic Cracking dan E-CNT Additive untuk Peningkatan Kualitas Biodiesel.

Menurutnya, sejak lama, sumber energi dunia didominasi oleh bahan bakar fosil, namun sumber energi ini berkontribusi terhadap permasalahan lingkungan dan menipisnya ketersediaan persediaan, dimana inovasi riset keilmuan dalam bidang energi terbarukan berbasis biofuel telah dilaksanakan.

“Keterbaruan dari inovasi ini berupa penerapan teknologi FAME catalytic cracking dan E-CNT additive, untuk memperbaiki sifat fisik dan karakteristik pembakaran dari bahan bakar biodiesel Fatty Acid Methyl Ester (FAME), dan Indonesia sendiri telah berhasil meningkatkan pemanfaatan biodiesel dalam bentuk Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sejak dilaksanakannya program mandatori B20 pada tahun 2016 menjadi B30 pada tahun 2020,” terangnya. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top