Jurnalismalang – Ilmu yang diperoleh dari proses belajar di Universitas akan sangat bermanfaat jika dibagikan kepada masyarakat, seperti yang dilakukan oleh Tim Doktor Mengabdi Universitas Brawijaya (DM UB) yang membantu Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya P4S Bumiaji Sejahtera dalam mengembangkan sistem pelatihan untuk petani muda.
Ketua P4S Bumiaji Rakhmat Hardiyanto mengatakan Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya awalnya hanya memproduksi buah saja khususnya jambu kristal, akan tetapi setelah terinspirasi akan potensi wilayah Kota Batu yang sangat luar biasa, dengan memiliki lahan yang luas tapi terkendala dengan minimnya petani, membuat dirinya tertantang untuk melakukan perubahan baru.
“Setelah saya amati dan bertanya kesana kemari, banyak orang enggan menjadi petani karena selalu mengalami kerugian, lantas hal ini membuat saya mencari formula baru bagaimana membuat pola bisnis pertanian. Akhirnya singkat cerita, kolaborasi bisnis dengan akademisi adalah jawabannya, terutama dalam hal riset dan teknologi”
“Pengembangan sistem pertanian secara digital, dengan penerapan teknologi IOT bagi greenhouse di lokasi P4S Bumiaji Sejahtera sangat memberikan manfaat luar biasa. Penerapan IOT di bidang pertanian dengan workshop hands-on menggunakan modul ESP32 untuk mengukur sensor kelembaban tanah, sensor suhu serta relay untuk mengaktifkan pompa serta penyiraman secara otomatis saat suhu didalam Green House terasa mulai panas,” ungkap Rakhmat Hardiyanto, Senin (12/12/2022).
(Generasi Milenial di Kota Batu Melakukan Packing Jambu Kristal sebelum dikirim keluar kota)
Lebih lanjut dirinya menjelaskan, dengan penerapan IOT sangat membantu juga dalam penyortiran, ukuran besar kecil, deteksi buah yang cacat (berlubang) dan kualitas jambu kristal yang dihasilkan memiliki tingkat kebulatan yang hampir sempurna, padahal biasanya jambu kristal identik dengan tumbuhnya benjolan-benjolan di kulitnya, dengan penerapan IOT hal itu sudah ditemukan lagi dengan menghasilkan jambu kristal yang mulus.
“Bahkan satu pohon Jambu Kristal bisa menghasilkan 250 kilogram buah, tinggal dikalikan saja untuk lahan disini terdapat 400 pohon, dimana dalam satu tahun mengalami panen sebanyak dua kali. Itupun kita masih tidak mampu untuk memenuhi permintaan konsumen yang sudah inden sebelum panen,” pungkasnya tersenyum.
Sementara itu Muhammad Aziz Muslim Ph.D, Ketua Tim Doktor Mengabdi dari Universitas Brawijaya menjelaskan, kelompok ini mencoba membuat suatu sistem percontohan implementasi teknologi di bidang pertanian.
“Sistem ini berupa perangkat IOT yang di implementasikan pada greenhouse, untuk mengendalikan berbagai parameter seperti penyiraman, pengaturan kelembaban, pengaturan pH pupuk, kadar CO, TDS dan lain sebagainya. Perangkat ini secara otomatis mengendalikan kondisi greenhouse sesuai dengan konfigurasi yang ditentukan oleh petani. Diharapkan dengan adanya system IOT di P4S ini, dapat memberikan demonstrasi dan percontohan bagi petani muda tentang penerapan teknologi di bidang pertanian,” jelas pria berkacamata itu.
“Dalam sekali kerja ada beberapa hal yang bisa langsung dikerjakan, dimana ada juga kolam pembesaran lele disamping bibit Jambu Kristal, nantinya air dari kolam lele yang mengandung Npk digunakan untuk penyiraman tanaman dan sisanya akan kembali masuk ke kolam lele,” papar Ketua Tim Doktor Mengabdi UB Malang itu.
Tim Doktor Mengabdi terdiri dari Muhammad Aziz Muslim Ph.D dan Dr. Raden Arief Setyawan dari Fakultas Teknik, Dr. Rosihan Asmara dari Fakultas Pertanian, Achmad Basuki Ph.D dari Fakultas Ilmu Komputer serta Agung Nugroho Lutfi dari Fakultas Ilmu Administrasi. (DnD)