(Andreas Eddy Susetyo melakukan takziah dan menyerahkan bantuan untuk korban Tragedi Kanjuruhan)
Jurnalismalang – Duka tragedi Stadion Kanjuruhan menjadi duka seluruh rakyat Indonesia, bahkan hingga persepakbolaan dunia turut memberikan empati atas meninggalnya ratusan suporter Aremania dan Aremanita pada 1 Oktober 2022 pasca Arema FC bertanding melawan Persebaya Surabaya.
Hal itu membuat anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan Ir. Andreas Eddy Susetyo,M.M ikut berbelasungkawa dan datang ke Malang, untuk menyerahkan secara langsung santunan kepada keluarga korban Tragedi Kemanusiaan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan Kepanjen, Kabupaten Malang, Sabtu (1/10/2022).
Selain menyerahkan santunan secara langsung, tak lupa Andreas juga menyerahkan bantuan lewat pengurus PAC PDI Perjuangan, agar juga diberikan kepada keluarga korban Tragedi Kanjuruhan yang berhak.
“Rasa duka mendalam saya sampaikan atas terjadinya Tragedi Kemanusiaan ini, kesedihan dan penyesalan dirasakan tidak hanya oleh para keluarga yang ditinggalkan, tapi seluruh rakyat Indonesia bahkan dunia internasional. Untuk itu marilah kita bergerak bersama, agar luka dan duka itu segera pulih,” kata Andreas, di sela-sela penyerahan bantuan di Kecamatan Wagir, Kabupaten Malang, Rabu (5/10/2022).
Hadir dalam kesempatan tersebut jajaran Pengurus PAC PDI Perjuangan Kecamatan Wagir, Pakis, Kalipare, Tumpang dan Wonosari Kabupaten Malang.
Andreas menuturkan, garis perjuangan dari PDI Perjuangan menegaskan bahwa harus dekat dengan rakyat, baik dalam suasana suka maupun duka.
“Karena itu, bantuan gotong royong ini janganlah dilihat dari nilainya, tapi ini merupakan bentuk empati dan simpati. Bahwa kita bagian dari rakyat dalam suasana apapun,” tegas Andreas.
Sementara salah satu keluarga korban meninggal yaitu Luffiati, dimana suami dan anaknya menjadi korban meninggal di Stadion Kanjuruhan, menyampaikan banyak terima kasih atas kepedulian dari Partai PDI perjuangan.
“Saya sangat berterimakasih atas kunjungan dan bantuan dari Pak Andreas. Saya merasa memang semua sudah takdir. Suami saya tidak pernah melihat sepak bola. Ini yang pertama dan terakhir. Tiketnya pun diberi orang dan baru masuk saat pertandingan sudah memasuki babak kedua,” ungkapnya berkaca-kaca.
Pada bagian lain Andreas memaparkan, pemerintah dalam hal ini Presiden menaruh perhatian khusus atas tragedi Kanjuruhan. Salah satu langkahnya adalah membentuk Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) yang diketuai Menko Polhukam Mahfud MD.
“Presiden juga memerintahkan menteri terkait dan Kapolri bergerak turun langsung ke Malang, TGIPF diberikan waktu sebulan harus sudah ada kesimpulan,”tegas anggota Komisi XI DPR RI dari Daerah Pemilihan (Dapil) Malang Raya ini.
Andreas mengajak mengajak masyarakat bersabar menunggu hasil kerja TGIPF, jangan berspekulasi dengan hal-hal yang justru akan membuat suasana menjadi tambah kompleks. “Informasi di media sosial sangat banyak dan tidak semua benar. Jangan termakan informasi hoax. Carilah sumber-sumber resmi informasi tentang kejadian di Stadion Kanjuruhan tersebut,” pesannya.
Dirinya juga minta kepada semua pihak menyatukan tekad agar kejadian serupa tidak akan terjadi lagi. “Kita harus menyatukan tekad menutup sejarah kelam ini. Cukup tragedi sangat memilukan ini yang terakhir kali,” tandasnya (DnD)