Ingin Miliki Laboratorium Hidup, FISIP UB Jalin Kerjasama dengan Bawaslu

Jurnalismalang – FISIP Universitas Brawijaya menggelar Sarasehan Kebangsaan, yang disertai dengan penandatanganan kerjasama antara Universitas Brawijaya dengan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Republik Indonesia di Aula Nuswantara FISIP UB, Selasa (19/05/2022).

Acara penandatanganan yang sangat sakral tersebut dilakukan langsung oleh kedua pimpinan masing-masing lembaga yaitu Prof Widodo S.Si., M.Si., Ph.D Med.Sc Rektor Universitas Brawijaya dan Rahmat Bagja SH., LL.M Ketua Bawaslu RI.

Rahmat Bagja SH., LL.M, Ketua Bawaslu RI mengatakan, kerjasama ini salah satunya untuk magang mahasiswa, agar dapat memahami dunia politik dan tidak beranggapan bahwa pemilu hanya sebatas satu hari saja.

“Semangat yang tinggi juga diusung untuk menghindari poilitik uang hingga politik kebencian, sehingga mahasiswa dapat menjadikan KPU dan Bawaslu sebagai laboratorium selain mendapat pendidikan di fakultas. Serta adanya kerjasama antara UB dan Bawaslu RI ini, akan dapat membantu mahasiswa tidak hanya mendapatkan ilmu di kelas namun juga implementasi di dunia nyata,” imbuh Ketua Bawaslu itu.

Mendengar hal itu, Rektor UB, Prof Widodo S.Si., M.Si., Ph.D Med.Sc menjelaskan, bahwa UB didesain agar mahasiswa memiliki kompetensi profesional sehingga bisa memahami permasalahan yang terjadi di masyarakat.

“Kita (UB) terus membuka diri untuk bekerjasama dengan stakeholder, baik industri, mitra bisnis, organ pemerintah termasuk Bawaslu RI yang merupakan stakeholder utama bagi perkembangan dan model pendidikan yang ada di UB. Saya yakin kerjasama dengan Bawaslu RI dapat menjadi laboratorium hidup, sebagai tempat belajar dan mengembangkan keilmuan bagi mahasiswa Universitas Brawijaya,” pungkas pria yang selalu tampil rapi itu.

Sementara itu Dr Sholih Mu’adi SH., M.Si, Dekan FISIP UB menambahkan, kerjasama dengan Bawaslu ini akan mendukung program Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan terkait program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).

“Program ini mengharapkan mahasiswa tidak hanya belajar teori, tapi juga praktis dan direkognisi hingga 20 SKS. Tentu dengan kerjasama ini akan dapat memberikan input bagus untuk kita dan output yang bagus juga untuk mahasiswa”

“Lembaga-lembaga seperti Bawaslu, KPU atau institusi pemerintah yang lain dapat menjadi tempat untuk mahasiswa belajar langsung di sana. Mereka akan paham teori tapi juga paham realitas di lapangan,” jelas Dekan FISIP UB itu. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top