Jurnalismalang – RW X Pandanwangi berkesempatan mewakili Kelurahan Pandanwangi, dalam Lomba Urban Farming yang dikunjungi langsung oleh tim juri lomba Urban Farming pagi ini untuk penilaian tahap pertama, dimana suasana di wilayah Rukun Warga (RW) X (sepuluh) kelurahan Pandanwangi mulai pagi tadi nampak berbeda dibanding hari-hari biasanya, seluruh warga tampak sibuk mempersiapkan segala hal sebelum Tim Juri Urban Farming hadir.
RW X Pandanwangi terpilih mewakili kelurahan Pandanwangi, selain Jodipan dan Balearjosari yang juga mewakili kelurahan di wilayah Kecamatan Blimbing dan akan dikunjungi oleh tim juri penilai lomba Urban Farming tingkat Kota Malang, yang digelar oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang.
Tim juri yang hadir di RW X Pandanwangi ini diajak berkeliling ke 7 wilayah RT, yang rata-rata semuanya telah melakukan penanaman tanaman obat keluarga (Toga) dalam bentuk taman warga dan juga di pekarangan rumah masing-masing.
“Semua warga di wilayah RW X ini sangat mendukung kegiatan Urban farming ini, diharapkan wilayah ini akan menduduki posisi terbaik, mengingat semua warga di masing-masing RT juga berperan serta secara aktif,” ungkap Ketua RW X Pandanwangi, Anang TIS saat dikonfirmasi pagi tadi, Kamis (09/06/2022).
Menurut Anang, pusat penilaian akan dilaksanakan di wilayah RT V, yang menjadi lokasi Demplot sebagai pusat pengembangan Urban Farming di wilayahnya.
Tim Juri Penilai lomba Urban Farming diketuai oleh M. Ridwan, mendapat sambutan yang meriah dari ibu-ibu PKK dari 7 RT yang ada di wilayah RW X Pandanwangi, dengan yel-yel uniknya serta pemasangan pin bunga Telang kepada semua juri penilai.
Selain melakukan penilaian urban farming yang telah dilaksanakan warga, baik di Demplot ataupun pekarangannya sendiri, para juri juga menilai hasil olahan warga dari panen urban farming.
“RW X Pandanwangi ini luar biasa, karena semua kriteria penilaian yang ditetapkan oleh dewan juri telah terpenuhi. Bahkan hasil olahan jika di tempat yang lain hanya ada enam atau sepuluh saja, disini tadi ada 19 dan sudah ada buku olahannya juga,” ungkap Ketua Tim Juri Urban Farming 2022, M. Ridwan.
Menurut pria yang sehari-hari bertugas di Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang ini, dari total 57 kelurahan yang dinilai dalam lomba Urban Farming tersebut, akan dilakukan dua kali penilaian yang akan memilih 16 nominator juara Urban Farming.
“Dari 16 wilayah atau peserta lomba urban farming yang terpilih, akan dilakukan penilaian tahap ketiga untuk menentukan enam peserta terbaik untuk Juara 1, 2 dan 3 termasuk Juara Harapan 1, 2 dan 3,” ungkap Ridwan.
Dari penilaian pertama yang dilakukan hari ini, Ridwan berharap kondisi urban farming yang telah dilaksanakan warga kondisinya akan lebih baik pada penilaian kedua di akhir Juli atau awal Agustus 2022 mendatang.
Para Juri penilai nampak memeriksa semua kriteria penilaian, termasuk dalam hal administrasi yang diwujudkan dalam bentuk buku pencatatan.
“Dari 10 kriteria penilaian itu kami juga menilai hal administrasi, dimana kami hanya mewajibkan enam buku yang dipergunakan dalam administrasi Urban Farming oleh warga seperti buku Kas, Pembelian, Pembibitan, Penjualan atau Panen, Notulen dan Buku Tamu. Lebih dari enam tidak mengapa, tapi minimal ada enam buku,” ungkap Ridwan.
Penjurian yang awalnya diduga akan sangat menegangkan, rupanya sangat cair dan penuh keakraban karena warga RW X Pandanwangi mampu menunjukkan semua potensi urban farming yang dimiliki dan dikelola di wilayahnya hingga tim juri penilai bertahan hingga lebih dari dua jam di lokasi penilaian.
Bahkan beberapa anggota tim juri juga melakukan uji coba secara langsung hasil olahan urban farming yang dilakukan oleh warga seperti facespray dari bunga Telang, Scrub dan Lulur dari bunga telang termasuk olahan Nugget lele, Dimsum Lele dan Perlelang (Perkedel Lele Telang).
Ditemui di sela-sela penjurian, Lurah Pandanwangi, Fauzan Indra S. menyampaikan bahwa sebenarnya pihak kelurahan sudah cukup lama mengonsep kampung Urban Farming di wilayahnya.
“Sejak pelaksanaan lomba Urban Farming tahun 2021 lalu, kami telah melakukan rapat kordinasi dengan berbagai pihak di wilayah kelurahan Pandanwangi. Dan akhirnya kami sepakat untuk memilih RWX Pandanwangi sebagai wakil dari Kelurahan Pandanwangi untuk mengikuti lomba tersebut,” ungkap Fauzan.
Fauzan mengungkapkan ada beberapa hal yang dilihat sebagai kelebihan RW X Pandanwangi dibandingkan wilayah yang lain sehingga pilihan dijatuhkan kepada RW X sebagai peserta lomba urban farming tingkat Kota Malang ini.
“Yang pertama adalah kekompakan warganya, dan alasan lainnya adalah Ketua RW dan Ketua PKK tingkat RW ini mampu merangkul semua warganya untuk mengolah potensi yang ada,” ujar Fauzan.
Bahkan potensi yang dimiliki warga di wilayah RW X Pandanwangi ini menurut Fauzan tidak akan berhenti dibina dan diasah, karena pihak Kelurahan Pandanwangi berencana akan menjadikan wilayah RW yang dipimpin oleh Anang TIS tersebut menjadi peserta lomba Kampung Bersinar di kemudian hari. (DnD)