Jurnalismalang – Tiga Tim Inovator Universitas Brawijaya berhasil masuk 113 Inovasi Indonesia yang dilaksanakan Bussines Innovation Center (BIC). BIC adalah Lembaga non profit yang didirikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi sejak tahun 2008, saat itu masih bernama Kementerian Negara Riset dan Teknologi.
Karena amanat Undang-undang Nomor 11 tahun 2019 tentang Sistem Nasional Ilmu Pengetahuan dan Teknologi didirikanlah BRIN (Badan Riset dan Inovasi Nasional). Melalui BRIN kegiatan penelitian, pengembangan, pengkajian, diintegrasikan untuk menghasilkan inovasi demi ekonomi yang berkelanjutan.
113 Inovasi Indonesia Tahun 2021 bertema “ Innovation take off” untuk menggambarkan harapan Indonesia keluar dari kondisi yang serba terbatas pasca pandemi COVID-19. “Innovation take off” menggambarkan inovasi yang dilakukan Indonesia perlu dilakukan dengan perhitungan, perencanaan/persiapan yang seksama serta membuat terobosan yang beresiko.
Keseluruhan inovasi para inovator dari seluruh perguruan tinggi, lembaga riset dari seluruh Indonesia tersebut disatukan dalam sebuah buku yang berjudul 113 Inovasi Indonesia.
Naik MRT dengan Pasti, Sistem Antrian Cerdas Pada Penumpang MRT
Tim Peneliti pertama yang masuk di Buku 113 Inovasi Indonesia adalah Sugiono. PhD, Willy Satrio Nugroho, ST., MT, Teuku Anggara, ST., MT. Judul Inovasi mereka yakni Sistem antrian cerdas pada antrian MRT (Moda Raya Terpadu).
Inovasi ini mengembangkan panduan informasi bagi penumpang Moda Raya Terpadu (MRT) untuk menuju pintu gerbong dan mengetahui tempat duduk/tempat berdiri yang tersedia sejak dari platform depan pintu masuk stasiun. Informasi ditayangkan dalam infografik di sepanjang jalur antrian penumpang, agar penumpang setiap saat dapat melihatnya. Sistem ini mencakup empat tahapan proses dimulai dengan merekam kondisi gerbong MRT, mengolah data keterisian gerbong, menampilkan informasi bagi para penumpang, dan monitor informasi bagi manajemen operasional MRT.
Aplikasi ini telah teruji manfaatnya, dan asesibilitasnya bagi pengguna MRT, sehingga menghasilkan System Usability Score yang baik (SUS = 73). Selain telah meningkatkan kepuasan penumpang MRT dan memperlancar operasi MRT, sistem panduan informasi MRT ini terasa manfaatnya khususnya dalam situasi pandemi Covid-19, untuk menjaga dan memenuhi protokol kesehatan.
Selain pemanfaatannya sebagai penyedia informasi bagi penumpang MRT, aplikasi ini dapat dikembangkan bagi manajemen MRT, untuk memonitor keterisian /utiliisasi, serta pengaturan jadwal keberangkatan kereta secara real-time. Karena pengembangan sistem yang bersifat universal dan biaya pengembangan yang kompetitif, aplikasi ini dapat ditawarkan untuk berbagai sistem pelayanan lain yang melibatkan antrian orang atau barang bergerak lain, misalnya sistem pengaturan traffic lights.
Beberapa kelebihan inovasi ini diantaranya pengembangan membutuhkan biaya yang murah,dapat diakses melalui ponsel penumpang melalui situs MRT Jakarta, bersifat real-time, serta system terproteksi ketat. (SR/DnD)