Jurnalismalang – Menjelang akhir Tahun 2019 Bea Cukai Jatim II melakukan pemusnahan beberapa barang Ilegal hasil razia selama 3 bulan terakhir, seperti 1,8 juta batang rokok, 1.906 liter minuman beralkohol serta 5.320 liter vape ditambah beberapa barang impor ilegal yang dikirim lewat Kantor Pos, seperti 9 buah spare part, 133 sex toys, serta 167 bungkus suplemen, obat-obatan ilegal yang dimusnahkan di halaman kantor DJBC Jatim II, Senin (30/12/2019).
Oentarto Wibowo, Kepala Kanwil DJBC Jatim II mengatakan, pemusnahan barang-barang ilegal itu untuk menciptakan kondusifitas persaingan usaha dan industri rokok dalam negeri, khususnya di wilayah Kanwil DJBC Jatim II.
“Saya ingatkan lagi kepada pelaku atau pengedar barang ilegal lebih baik mulai sekarang dihentikan aktifitasnya, daripada barang-barang mereka terus kami sita, lebih baik mengurus ijin dan membayar cukai sesuai dengan ketentuan, karena akan merugikan pabrik atau usaha berijin yang telah tertib membayar cukai untuk penerimaan negara,” ungkap Oentarto dihadapan awak media.
Dirinya menambahkan, barang ilegal yang beredar selama tahun 2019 berpotensi merugikan negara senilai Rp 9,5 miliar.
“Dari hasil penindakan itu, 90 persen dari rokok yang diamankan merupakan rokok tanpa cukai, ini mengindikasikan kepedulian masyarakat sebagai produsen, pengedar, maupun konsumen masih rendah,” jelasnya.
Oentarto menambahkan, dirinya akan terus menjalin kordinasi dengan TNI, Polri, Pemda dan masyarakat untuk terus menekan peredaran barang ilegal, dimana pada operasi Gempur 2019, wilayah Kanwil DJBC Jatim II berhasil menindak 81 kali kasus dengan jumlah barang hasil penindakan sebanyak 1,3 juta batang senilai Rp 850 juta yang berpotensi merugikan negara sebanyak Rp 460 juta.
“Untuk itu, kami mengajak Pemda, TNI/Polri bersama-sama meningkatkan sinergitas dan efektifitas program sosialisasi dan pemberantasan rokok ilegal, apalagi 2 persen dari hasil cukai ini dikembalikan ke Pemda untuk membantu pembangunan serta mengenai target pada akhir tahun 2019 ini sudah dapat terealisasi 100 persen,” pungkas Oentarto. (DnD)