Jurnalismalang – Tepat pukul 08.00 WIB, Novi Rabah Isa membuka pintu rumahnya sambil menenteng sound system kecil. Ia naikkan sound tersebut ke atas sepeda motornya. Tujuan pertamanya adalah warung Pujasera di depan Stasiun Kota Malang.
“Biasanya sampai enam lagu. Baru setelah itu saya geser ke tempat lain,” cerita Novi, Kamis (05/09/2019).
Novi adalah pengamen jalanan. Namun jika mendengar suaranya, pantaslah ia dijejerkan dengan biduan kelas Jawa Timur. Tak kalah dari Via Vallen.
Perempuan kelahiran Malang ini pertama kali ngamen tahun 2012. Tanpa diketahui suami, dia memesan sound system mobile kepada tetangganya.
“Pertama kali ngamen juga suami ndak tahu. Tapi terus ketahuan, dimarahi sih. Tapi saya tetap ngeyel ngamen,” katanya.
Keputusan Novi menjadi pengamen dilatarbelakangi oleh faktor ekonomi. Suaminya cuma seorang pemulung yang pendapatannya tak menentu. Padahal, ada anak yang harus disekolahkan.
Novi hanyalah tamatan SMP. Sejak kecil, ia hidup terbatas karena ayahnya seorang tukang sayur dan ibunya adalah ibu rumah tangga.
“Saya nggak melanjutkan sekolah juga karena kasihan sama ibu dan bapak. Mereka sudah tua,” ucap dia.
Sehari-hari, Novi berkeliling dari warung ke warung yang ada di Kota Malang dari pukul 8 pagi hingga 9 malam. Jika kakinya pegal, ia biasa menumpang di salah satu warung untuk istirahat.
“Saya bahkan pernah pulang pukul 11 malam,” tutur perempuan dua anak itu.
Banyak suka dan duka yang Novi alami. Kadang, dia digoda dan sering dimintai nomor handphone oleh pria yang tidak dikenal. Belum lagi, gunjingan para tetangga yang tak enak didengar.
“Tapi saya ya cuek saja. Yang penting uang yang saya dapat itu halal,” ujarnya.
*Berjuang demi Anak*
Novi memiliki dua orang buah hati. Anak pertamanya berumur sembilan tahun dan kedua berusia tiga tahun.
Jika ditinggal bekerja, dua anak Novi diasuh oleh kakak suaminya. Beruntung, mereka tidak pernah rewel.
“Kalau pulang, saya tinggal ganti uang jajan saja,” ucapnya.
Awalnya, Novi khawatir anaknya malu saat tahu ibunya adalah seorang pengamen, “Tapi ternyata nggak malu. Dia cuek saja, mungkin tahu kalau pekerjaan saya halal ya,” katanya.
Selain mengamen, Novi kini banyak diundang untuk bernyanyi di resepsi pernikahan bahkan kampanye. Jika sedang menerima order nyanyi, ia absen mengamen.
Novi berharap kedua anaknya tidak mengikuti jejaknya. Ia ingin mereka menempuh pendidikan hingga perguruan tinggi.
“Harapan saya cuman satu mbak, mudah-mudahan anak-anak nggak seperti saya. Biar mereka sekolah tinggi,” harap Novi.(DmN/DnD)