Jurnalismalang – Misteri pembunuhan dengan cara mutilasi yang mengemparkan warga Kota Malang di Matahari Pasar Besar mulai terungkap. Teka teki siapa pelaku pembunuhan itu berhasil diungkap polisi.
Kini usai sudah, perburuan polisi mengenai siapa pelaku yang telah melakukan mutilasi tersebut. Dia adalah Sugeng Angga Santoso, orang yang dulunya pernah berdomisili di Jodipan Wetan, Gang Ill, RT. 04, RW. 06, Kota Malang.
Sosok Sugeng memang dikenal sebagai orang yang memiliki gangguan kejiwaan, itu karena beberapa kasusnya dulu ketika pernah tinggal di Jodipan.
Menurut Narko (51) yang dulu tetangga Sugeng mengatakan, bahwa Sugeng dulunya pernah membakar rumahnya sewaktu tinggal di Jodipan.
“Sugeng itu dulunya juga pernah memotong lidah kekasihnya dan memukul kepala ayahnya dengan menggunakan palu. Sugeng ini dari dulu selalu bikin gempar warga. Bahkan, Sugeng juga pernah di usir dari sini (Jodipan) sekitar 7-8 tahun yang lalu,” tuturnya kepada awak media, Kamis (16/5/19).
Tak hanya itu saja, bahkan Narko juga paham betul dengan Sugeng, hal itu mengingat karena rumahnya berdempetan dengan rumah Sugeng.
Narko mengatakan, bahwa Sugeng memang dari dulu memiliki kelainan terhadap kejiwaannya.
“Tapi bukan hanya Sugeng saja, namun beberapa keluarganya juga memiliki sifat aneh seperti Sugeng. Sepertinya gangguan ini sudah menggaris di keluarganya. Buktinya, keluarganya saja sudah tidak tahu menahu,” kata Narko, dalam nada yakin.
Ia pun mengungkapkan, selama menjadi tetangganya dulu, Narko juga merasa bahwa Sugeng selalu saja membuat ulah di kampung.
Hingga pada akhirnya Narko pernah melaporkan Sugeng ke Polisi, hal itu lantaran hampir membakar rumahnya pada tahun 2011 silam.
Meski demikian, seperti yang diuraikan Narko, hingga saat ini polisi masih belum bisa mengurus Sugeng, lantaran riwayat sugeng yang dulunya pernah masuk Rumah Sakit Jiwa (RSJ) di Lawang. Hal inilah, yang membuat polisi enggan untuk menangkap Sugeng.
“Sugeng ini kalau berbicara sama orang normal modelnya seperti orang gila. Tapi, kalau pihak Rumah Sakit Jiwa yang mengajak berbicara dia kayak orang normal. Itu yang membuat RSJ tidak membawanya,” jelas Narko.
Sementara itu, Muhammad Luthfi (46), Ketua RW. 06, Kelurahan Jodipan juga mengatakan, bahwa Sugeng dulunya memang merupakan warga Jodipan.
“Ya, dulu itu Sugeng tinggal bersama keluarganya di Jodipan bersama dengan kedua orang tuanya. Setelah rumah yang ditinggali Sugeng dibeli oleh ayahnya Lutfhi, Sugeng akhirnya meninggalkan Jodipan. Sekitar 7-8 tahun lalu, rumahnya Sugeng dibeli ayah saya. Saya juga tidak tahu, kenapa rumah itu sampai dibeli. Setelah itu, keluarga Sugeng entah tinggal di mana,” terang dia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, sejak saat itu Sugeng sudah jarang sekali terlihat bersliweran di kampung. Bahkan, Sugeng lebih banyak terlihat di pinggir jalan, tepatnya di daerah Jalan Gatot Subroto hingga sekitaran Pasar Besar Kota Malang.
Lutfhi juga menambahkan, baru sekitar 5 bulan ini Sugeng kembali lagi dan terlihat di seputaran Jodipan.
Lutfhi mengaku, bahwa Sugeng juga kerap terlihat tidur di samping rumah kosong yang berlokasi di Jalan Jodipan Wetan, Gang Ill, RT.02, RW 06. Di rumah itu pula, Sugeng menulis beberapa tulisan aneh.
Bahkan, sambung Lutfhi dia (Sugeng) juga menyebut nama tuhan dan nama beberapa keluarganya.
“Keluarga Sugeng ini sebenarnya banyak, namun kebanyakan ya seperti itu (memiliki kelainan) juga. Seperti yang dialami Sutoyo, kakak Sugeng yang sudah tidak mau tau lagi dengan tetangga di kanan kirinya,” ujarnya.
Tak hanya itu saja, masih kata Lutfhi, Sugeng juga kerap sekali berinteraksi dengan anak-anak kecil.
“Dia suka menyapa anak-anak, dan anak-anak di sini juga tidak ada yang takut sama Sugeng, ya mungkin karena sering diajak bercanda. Tapi anehnya, bahwa di setiap tulisan yang Sugeng tulis di tembok seperti ada kata-kata dendam. Entah itu dendam dengan warga, keluarganya, atau merasa seperti dikucilkan setelah diusir oleh warga,” terang dia.
Luthfi yang juga pedagang di Pasar Besar Kota Malang ini, sudah menduga jika pelakunya adalah Sugeng, sebab hal itu ketika melihat tulisan yang ditulis pelaku mutilasi sama dengan tulisan Sugeng.
Menurut Luthfi, font yang ditulis di tulisan itu, dan kata-katanya hampir mirip dengan yang ditulis pelaku mutilasi.
“Saya sudah menduga kalau pelakunya itu Sugeng. Karena setiap hari kalau saya ke masjid pasti melewati rumah yang ditinggali sugeng. Jadi saya tahu persis,” pungkasnya.
Pantauan awak media, di rumah yang kini ditinggali Sugeng itu juga terdapat beberapa tulisan yang dibuat oleh Sugeng. Sedikitnya ada dua tulisan besar dan beberapa tulisan kecil yang di tulis di tembok bercat putih itu.
Sejumlah tulisan itu bertuliskan:
“Dendam sang arwah, Sugeng Angga Santoso. Melalui para utusan Allah SWT besok kalau aku mati, pembalasannya lebih kejam”. Bahkan, menurut warga sekitar di rumah yang ditinggali Sugeng itu merupakan rumah kosong dan Sugeng biasa tidur di samping rumah tersebut.