Jurnalismalang – Jawa Timur (Jatim), kini punya kampung tematik. Adalah Kampung Hijau Tempenosaurus. Lokasinya di Desa Beji, Kecamatan Junrejo, Kota Batu. Wisata Kampung Tempe itu diresmikan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, Sabtu (6/4/19).
Sebelum peresmian, Khofifah menghadiri pembuatan replika dinosaurus terbesar dari tempe dan mencetak Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI). Kegiatan berlangsung di halaman Jatimpark 3. Rekor tersebut juga sebagai simbol peresmian Wisata Kampung Tempe.
Replika dinosaurus berukuran 7×5 meter dari tempe itu dibuat mahasiswa Prodi Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM). Khofifah kemudian mengirisnya sebagai tanda diresmikannya kampung yang sebelumnya memang menjadi sentra produksi tempe di Kota Batu.
Khofifah mengatakan, hadirnya kampung tempe menginisiasi sebuah bangunan peradaban sosial. Hal itu menyusul konsep bangunan yang diharapkan. Yakni, People Center Development.
“Dilaunchingnya Kampung Hijau Tempenosaurus sesungguhnya menginisiasi bangunan peradaban kemanusiaan. Karena yang diharapkan dari pembangunan di manapun adalah people center development. Pusat dari seluruh pembangunan adalah pembangunan manusia yang ada di dalamnya,” ujar Khofifah.
Membangun perkampungan adalah membangun peradaban. Membangun peradaban adalah membangun tatanan sosial, budaya, serta estetika. “Partnership ini terbangun dengan sangat baik antara korporasi. Yakni PT Indana dan UMM sebagai perguruan tinggi,” ungkapnya.
Khofifah berharap UMM bisa memberikan pendampingan lebih lanjut mengenai kampung tempe. Supaya sektor ekonomi di kampung tersebut bisa terbangun. “Tidak sekadar mengecat. Tapi pendampingan yang dilakukan UMM, saya rasa memberikan bagaimana keberadaban itu dibangun berseiring dengan infrastruktur, berseiring dengan budaya, berseiring dengan solidaritas sosial, berseiring dengan pembangunan ekonomi,” papar Khofifah.
Jadi tidak sekadar menyiapkan kampung dengan warna tertentu. Melainkan bisa membangun dari sisi ekonomi, sosial, dan peradabannya. “Maka partnership di antara dunia usaha dan dunia industri serta dunia perguruan tinggi menjadi referensi kita semua,” terangnya.
Rektor UMM Fauzan menambahkan, proses pembangunan kampung tempe tidak cukup berhenti pada pengecetan. Pihaknya juga akan memikirkan perencanaan tatanan sosial, ekonomi, dan pendidikan. “Utamanya pada upaya peningkatan kompetensi masyarakatnya,” sambung Fauzan.
Terciptanya Kampung Hijau juga tidak terlepas dari peran PT Inti Daya Guna Aneka Warna (INDANA) sebagai sponsor utama. Vice President PT Inti Daya Guna Aneka Warna (INDANA) Steven Antonius Sugiharto memberikan apresiasi kepada UMM dan Jatim Park Group. Pasalnya, Kampung Hijau yang diresmikan adalah hasil kolaborasi UMM, Indana, dan Jatimpark Group.
Indana tidak hanya ingin mengecat kampung agar tampak lebih indah. Tetapi sekaligus ingin ada perubahan sosial budaya dan ekonomi. Seperti yang sudah dilaksanakan di Kampung Warna-warni Jodipan. “Kami ingin ada nilai tambah. Tidak sekedar dicat. Tapi juga ada perubahan yang terjadi di masyarakat,” jelasnya. (DMN/DnD)