Jurnalismalang – Program Fullday School yang sudah banyak diterapkan di beberapa sekolah, membuat Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) kesulitan untuk melatih atletnya, karena dengan diterapkannya Fullday School mengakibatkan siswa siswi berprestasi di bidang olahraga kesulitan dalam latihan.
Menurut Eko Budi Hartoyo, Kepala Bidang Peningkatan Prestasi Olahraga, Dispora Kota Malang, berbicara mengenai pembinaan olahraga, tentu ada beberapa hal yang berkaitan untuk meningkatkan prestasi, beberapa diantaranya adalah penyediaan dana yang cukup serta dukungan dari pihak sekolah atau Dinas Pendidikan setempat, terutama imbas program Fullday School yang sudah diterapkan dibeberapa sekolah.
“Dispora itu menyiapkan atlet untuk event Pekan Olah Raga (POR) SD dan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA) yang tentunya latihan harus digelar rutin, tapi apa yang terjadi Dinas Pendidikan Kota Malang mulai menerapkan Fullday School, membuat Dispora sempat menyampaikan kepada orang tua atlet untuk mendapatkan ijin pulang cepat atau bahkan pernah tidak masuk sekolah dengan alasan sakit, agar atlet dapat mengikuti latihan dan ujicoba. Kalau dipaksakan gak nutut, baru pulang sekolah jam tiga sore, pulang ganti baju paling cepat jam empat, atlet sudah kepayahan dan terlambat,” ungkap Eko Budi Hartoyo dalam Dialog Publik yang diselenggarakan oleh Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dengan tema Prestasi Atlet Tanggungjawab Siapa?
Dialog Publik tersebut sangat menarik, karena menghadirkan beberapa tokoh penting seperti Khusnun M Djuraid, Wakil Ketua Umum 1 KONI Kota Malang, yang juga menyampaikan bahwa target KONI kepada masing-masing Cabang Olahraga (cabor) harus ditingkatkan terutama pada event Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Tahun 2019.
“Kendala kita masih tetap dibidang dana, karena dana untuk KONI di APBD hanya turun 12.5 Milyar Rupiah, padahal dana tersebut harus dibagi untuk puluhan cabor, tapi untuk menyiasati hal itu maka seluruh cabor yang akan turun dalam Porprov akan dirampingkan, dimana atlet yang diturunkan akan diseleksi kembali, sehingga hanya akan membawa atlet yang berpeluang besar membawa medali emas, perak atau perunggu. Target realistis saja akan mempertahankan peringkat kedua dibawah Surabaya, karena sulit mengejar peringkat 1 yang di tahun 2015 membawa 120 medali emas dan Kota Malang hanya 37 emas, meski saingan terberat adalah Gresik, Kediri dan Sidoarjo,” tambah Khusnun yang juga mantan wartawan itu.
Sementara itu Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Malang Totok Kasiyanto memberikan solusi kepada Dispora, bahwa untuk melakukan latihan atau membutuhkan tenaga atlet yang masih duduk di bangku SD atau SMP, pihak pelatih atau cabor bisa meminta kepada sekolah untuk memberikan dispensasi kepada siswa yang berprestasi, karena tujuannya jelas untuk membawa nama Kota Malang.
“Sebaiknya jangan sampai siswa atau atlet membolos sekolah lah, bisa saja meminta ijin ke sekolah, jika dipersulit tentu Dinas Pendidikan akan membantu mencarikan solusi, karena Dindik sudah memberikan pengarahan kepada kepala sekolah, untuk menampung dan memberikan ijin jika ada atlet berprestasi ingin bersekolah ditempatnya atau mengikuti latihan bahkan lomba,” jelas Totok yang membuat beberapa perwakilan cabor mengangguk setelah mendengarkan penjelasannya.
Sedangkan terkait anggaranRusman Hadi Ketua Komisi D DPRD Kota Malang juga dihadirkan oleh PWI Malang untuk dapat memberikan penjelasan terkait tidak disetujuinya jumlah pengajuan anggaran dari KONI, yaitu mengenai masih defisitnya APBD Kota Malang, dimana Rancangan Anggaran Belanja Pemerintah Kota Malang mencapai Rp. 2 Triliun, sedangkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) baru mencapai Rp. 1,9 Triliun.
“Kenapa kita tidak bisa maksimal dalam memberikan anggaran ke KONI, karena APBD kita masih defisit, sedangkan kegiatan yang diajukan juga terkesan tetap atau tidak bertambah, jadi ya cukuplah dari sebelumya sepuluh milyar, sekarang naik menjadi dua belas milyar rupiah. Semoga penjelasan saya bisa mewakili teman-teman DPRD dan masyarakat dapat memahami jika APBD kita masih defisit jika anggaran belanjanya mencapa 2 triliun,” tegasnya didepan awak media yang hadir. (DnD)