Jurnalismalang – Keikutsertaan tim Taekwondo dari ITN Malang dalam kompetisi UM Cup yang diselenggarakan di Gor Bima Sakti Malang dengan peserta se Jawa Bali, ternyata cukup memuaskan, karena dari 8 atlit yang diturunkan 7 diantaranya mendapatkan medali emas dan perak.
Alvin Ahlunnizar, Atlit Taekwondo ITN Malang yang turun dalam kategori Kyorugi Senior Pemula mengatakan, dirinya cukup puas meski mendapat medali perak, karena peserta yang ikut dalam kompetisi tersebut berjumlah 800 orang, dengan kategori umum bisa dari sekolah, instansi atau yang lain.
“Kemarin kalah dari UMM sehingga saya mendapat medali perak, karena kaki kanan saya cidera saat latihan jelang kompetisi dan sudah dua minggu ini belum juga sembuh, sehingga saat mengangkat kaki kanan rasanya sakit sekali, jadi kemarin ya gak bisa maksimal tetapi syukurlah mendapat medali perak,” ungkap mahasiswa semester 1 jurusan Geodesi ITN Malang itu.
Hal yang sama diungkapkan Bernika Natasya Ifada, Mahasiswi ITN Malang yang juga atlit Taekwondo, dirinya cukup puas dengan raihan medali emas dalam kategori Pomse dan hal itu menjawab dari hasil kerja kerasnya selama ini, dalam mengikuti latihan rutin di ITN Malang.
“Pomse tidak semudah yang dibayangkan, karena kita harus menghafal jurus Taegeuk yang akan dipertandingkan. Untuk penilaiannya ya dari ketepatan gerakan, power dari pukulan, tendangan dan tangkisan itu semua harus bagus, tidak hanya hafal tapi harus ada kekuatan atau powernya. Saya dulu waktu SMA juga mendalami Taekwondo, sehingga saat di ITN Malang ada semacam Kegiatan Kemahasiswaan Taekwondo, saya langsung ikut kembali disini,” ungkap mahasiswi berparas manis alumni SMA Negeri 1 Jember itu.
Tak mau kalah dari kedua temannya, Suriadi, Mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) ITN Malang itu juga memamerkan prestasinya dengan meraih emas dalam kategori Kyorugi Senior Pemula setelah berhasil mengalahkan peserta dari UMM dengan skor 30-14.
“Saya lega lah mas bisa meraih emas dan mengalahkan UMM kemarin, waktu yang diberikan satu menit dalam satu babak saya bisa mencapai angka 34, tapi dihitungnya 30 karena merupakan angka tertinggi dan sebelum babak berakhir, saya bisa meraih angka maksimal untuk kebanggaan ITN Malang,” pungkas pria dengan berat badan 45 kilogram itu. (DnD)