Jurnalismalang – Penguatan akhlak dan penanaman akidah pada anak usia dini sangat diperlukan. Pasalnya, jika kedua hal itu sudah ditanamkan pada anak usia sekolah maka, kecerdasan spiritual akan terwujud pada peserta didik di masa mendatang. Itulah point penting yang disampaikan oleh Sutiaji, Walikota Malang, dalam sambutanya pada Acara Ulang Tahun SDI Sabilillah ke 22, pagi ini Sabtu (20/10/2018).
“Kita harus kuatkan penanaman akidah dan akhlak pada anak didik, agar mereka tidak saja cerdas secara akademik tapi seiring dengan itu juga cerdas secara spiritual,” kata Wali Kota Malang itu.
Realisasi penguatan akhlak dan penanaman akidah itu rencananya akan dilakukan Pemerintah Kota Malang dengan menyusun kurikulum yang baru bagi siswa kelas satu dan kelas dua. Nantinya, anak didik di dua jenjang itu tak lagi fokus belajar baca, tulis dan hitung (Calistung), melainkan lebih ditanamkan perihal penanaman akhlak hingha penguatan akidah.
“Anak-anak di kelas satu nanti tidak belajar Calistung tapi belajar bagaimana menghormati orang tua, belajar bagaimana budaya antre, belajar tidak mengambil hak orang lain dan sejenisnya. Ini yang saya kira penting ditanamkan pada anak usia dini,” ujar Sutiaji.
Dijelaskan, berdasarkan hasil penelitian, anak usia sekolah jenjang SD pada kelas satu dan kelas dua, memiliki saraf motorik yang kuat, sehingga dengan begitu pendidikan akhlak dan penguatan akidah diharapkan mampu tertancap sampai kelak mereka dewasa.
“Kalau belajar Calistung dengan metode terbaru itu, bisa dikejar dalam waktu 3 bulan tapi pendidikan akhlak ini membutuhkan proses dan harus bersinergi antara sekolah dan orang tua,” urainya.
Permasalahan sosial yang kerap terjadi seperti korupsi, pencurian, dan sebagainya, ditengarai karena minimnya pendidikan akhlak yang dilakukan sejak dini pada anak didik. “Indonesia ini sudah banyak orang pintar, banyak orang cerdas tapi tidak diiringi akhlak yang kuat sehingga perilaku korup dan sebagainya masih saja dapat kita jumpai,” tukasnya.
Model pembelajaran yang digagas Pemkot Malang, masih kata Sutiaji, rencananya akan dipresentasikan dalam waktu dekat kepada pemerintah pusat. Harapannya, model pembelajaran bagi siswa kelas satu dan dua yang lebih menekankan penguatan akhlak dan aqidah bisa menjadi “role model” bagi dunia pendidikan di Indonesia.
“Banyak kepala daerah yang tidak senang investasi pendidikan karena hasilnya bisa dilihat setelah 25 tahun. Berbeda dengan investasi fisik seperti jembatan dan sebagainya yang hasilnya bisa kita lihat dalam waktu 5 tahun. Karena itu Pemkot Malang mencoba menginisiasi bagaimana investasi pada dunia pendidikan mampu melahirkan manusia yang unggul tidak saja secara akademik tapi juga baik secara spiritual,” bebernya.
Wali Kota Malang, Sutiaji, berharap SD Islam Sabilillah yang sudah memiliki “role model” tentang pendidikan akhlak dan akidah, bisa terus dilaksanakan karena sejalan dengan cita Pemerintah Kota Malang. Peringatan HUT ke 22 SD Islam Sabilillah cukup meriah, selain Wali Kota Malang, Sutiaji, hadir pula Ketua TP PKK Kota Malang, Widayati Sutiaji.(Doi/DnD)