Kampung Jawara Mandikan Jenazah, Kini Terkenal di Dunia

Malang – Mendengar daerah Kampung Glintung di Kota Malang, mungkin tidak ada yang istimewa dari daerah tersebut pada beberapa waktu yang lalu, bahkan wilayah yang ada di Kecamatan Blimbing Kota Malang itu, sempat terkenal sebagai kampung atau daerah Jawara dalam memandikan jenazah. Bagaimana tidak, di Kampung Glintung tingkat kematian sangat tinggi, angka kriminalitas tinggi, daerah langganan banjir dan wabah penyakit seperti Demam Berdarah menjadi sebuah trend tahunan disana.

Ir. H. Bambang Irianto yang tak lain adalah Ketua RW 23 Kampung Glintung, mencoba mengubah keadaan diwilayahnya itu bersama masyarakat. Inisiatifnya diwujudkan dalam sebuah gerakan sosial bernama Glintung Go Green (3G), yang berangkat dari wilayah kumuh, langganan orang meninggal sampai menjadi kampung juara memandikan jenazah, karena tingkat kematian yang tinggi diwilayahnya.

“Ini bukan gerakan mudah, mengingat gagasan dasarnya ingin mempertahankan nilai-nilai luhur budaya kampung dan memperbaiki kondisi lingkungan dalam arti luas, sekaligus tetap menyerap nilai-nilai modern untuk memperkaya aspek sosial-ekonomi masyarakat. Meski awalnya saya dianggap gila oleh warga saya, karena saya mengajarkan bagaimana memanfaatkan air hujan tidak terbuang percuma, tapi bisa ditabung dalam sumur resapan yang bisa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan, ” ungkap Dosen Fakultas Teknik Universitas Brawijaya Malang itu.

Sementara itu, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat mengaku telah mengamati Kampung Glintung Go Green sejak beberapa waktu yang lalu, bahkan dirinya juga mengadakan kunjungan di Kampung Glintung Go Green (3G), Kamis siang(13/07).

“Dari yang awalnya sangat kumuh dan terpuruk, menjadi luar biasa seperti sekarang ini. Sehingga ini benar-benar menjadi kampung percontohan karena secara tatanan masyarakatnya, infrastruktur, sampai tingkat kesehatan masyarakatnya sangat baik. Nanti akan saya berikan proyek bagaimana disekitar Candi Borobudur dapat dibuatkan sumur resapan, agar saat musim penghujan air yang sangat melimpah disana tidak terbuang, ” puji pria berusia 46 tahun ini. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top