MALANG – Setelah Jiu-Jitsu masuk menjadi anggota KONI sejak April 2017, Institut Jiu-Jitsu Indonesia (IJI), langsung bergerak cepat dengan melakukan Halal Bihalal di Institut Teknologi Nasional (ITN), tempat dimana pertama kali lahir di tahun 1981 dan menggelar Gashuku atau latihan di alam bebas di lapangan basket ITN.
Menurut Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MT, Rektor Institut Teknologi Nasional Malang, selain melakukan Halal Bihalal, acara kali ini juga diisi dengan sarasehan yang diikuti oleh Dewan Pembina, Dewan Pelatih serta anggota Jiu-Jitsu untuk menyamakan visi Jiu-Jitsu kedepan, setelah diakui dan masuk menjadi anggota KONI.
“Awalnya Jiu-Jitsu ini ya dari ITN Malang, tapi karena olahraga ini memang full body contact, jadi yang menggunakan olahraga ini adalah tentara, polisi dan orang yang membutuhkan untuk beladiri, ” ungkap Rektor ITN yang juga menjabat sebagai Dewan Pembina Institut Jiu-Jitsu Malang Raya itu.
Rencananya Institut Jiu-Jitsu Indonesia (IJI) akan berkolaborasi dengan Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang lewat suatu kompetisi atau turnamen Piala Rektor ITN, dengan mengundang seluruh universitas yang memiliki Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) jiu-jitsu, agar IJI Malang bisa berkembang dan berprestasi.
Sementara itu Ketua umum IJI Jatim, Taufiqurahman menambahkan, saat ini IJI sudah beranggotakan 15 provinsi, salah satunya Jatim.
“Potensi Jujitsu di Jatim sudah ada sekitar 20.000 orang dan di Malang Raya ada sekitar 1.000-2.000 dan diharapkan mencetak prestasi dalam dua tahun ke depan,” tambahnya.
Taufiqurahman menambahkan, tidak mudah bagi Jiu-Jitsu untuk masuk menjadi bagian dari KONI, karena olahraga ini full body contact, akan tetapi setelah diminimalisir untuk body contact, maka Jiu-Jitsu bisa menjadi anggota KONI, tinggal menunjukan prestasinya untuk menjawab Jiu-Jitsu layak menjadi anggota baru KONI. (DnD)