Bantah Bentuk Pasukan Komunis, Red Army Siap Ganti Nama

Malang – Polemik atas baliho yang dipasang Red Army Malang, karena disangkutpautkan rezim komunis langsung ditanggapi serius oleh Ketua Red Army.

Menurut Peni Suparto, Ketua Red Army Malang, dirinya sengaja mengucapkan Mohon Maaf Lahir Bathin dan mengajak menjaga kerukunan, serta menegakan Pancasila dengan mengokohkan NKRI dalam bentuk gambar dan tulisan di baliho.

“Saya siap bertanggung jawab atas baliho dan isi dari apa yang saya sampaikan, karena menurut saya tidak ada upaya membentuk tentara komunis dari Kota Malang. Saya tidak pernah berfikir jika baliho yang terpasang itu, disalahartikan dengan tentara Rusia, China atau Vietnam yang menganut paham komunis,” ungkap mantan Wali Kota Malang periode tahun 2003 hingga tahun 2013 itu.

Bahkan dirinya juga meminta maaf jika baliho yang dipasang itu sampai menyibukan Menkopolhukam, dengan meminta aparat di Malang menurunkan gambar yang menempel di tiga papan baliho di Kota Malang.

“Saya sampai menjadi viral se Indonesia dengan tulisan Red Army dan logo bintang emas diatasnya, padahal nanti tanggal 10 Juli 2017 Red Army akan berkumpul disalah satu hotel di Malang, untuk berubah nama menjadi Garda Pancasila, sesuai petunjuk dan saran dari Mantan Panglima TNI Jenderal (Purn) Djoko Santoso saat pembentukan Red Army di tahun 2012 agar dapat didaftarkan ke Menkumham,” papar pria yang selalu akrab dengan semua orang itu.

Untuk diketahui, sejarah pembentukan Red Army adalah terpecahnya PDIP Kota Malang di tahun 2012, akibat munculnya dua Srikandi yang salah satu diusung oleh DPP PDIP dan satunya mengklaim diusung dari anak ranting, sehingga massa yang mendukung grassroot menamakan diri Red Army sebagai adanya benang merah dari PDIP. (DnD)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top