Malang Gudang Sejarah Belanda dan Jepang

Malang – Ingin mengenal lebih banyak tentang budaya dari Belanda dan Jepang, sebenarnya kita tidak perlu sampai jauh-jauh ke Negeri Kincir Angin itu atau ke Negeri Matahari yang tak lain julukan dari negara Belanda dan Jepang, tapi di Malang kita bisa menemukan banyak sekali tempat peninggalan bersejarah dari kedua negara yang pernah menjajah Bangsa Indonesia itu.

Untuk membuktikan informasi dari tentara Jepang yang pernah tinggal di Indonesia pada tahun 1943-1945 jika pada tahun tersebut, Jepang sempat mendirikan beberapa Jinja atau kuil Shinto. 3 Sejarawan Jepang Inamiya Yasuto, Fotografer, Tsuda Yoshiki dari Kanagawa University, dan Nakajima Michio dari Japanese Folk Culture sengaja mengunjungi Kota Malang untuk menelusuri keberadaan jinja.

Ditemani Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) dan Dinas Pariwisata Kota Malang, Sejarawan tersebut menelusuri beberapa tempat yang disinyalir pernah menadi tempat pemerintahan masa kolonial Jepang. Seperti SMK YPK Bina Cendekia Malang yang merupakan Kampeitai atau kantor satuan militer yang ditempatkan didaerah jajahan dan disebelahnya digunakan untuk gedung propaganda.

“Saat Jepang masuk, bangunan-bangunan peninggalan Belanda ini diambil alih Jepang salah satunya SMK YPK Bina Cendika ini yang difungsikan untuk Kampetei dan disebelahnya ada gedung Propaganda, kalau sekarang itu semacam BPPDnya Jepang,” ujar Nando salah satu anggota Malang Awe-awe, Jumat (10/3).

Namun, fokus tujuan mereka adalah lokasi adanya Jinja yang diperkirakan berada di Politeknik Kesehatan Malang yang dulunya merupakan lapangan pacuan kuda atau Jalan Bengawan Solo.

Setelah melakukan pengamatan dan mengumpulkan bukti, sejarahwan Jepang tersebut membenarkan adanya Jinja di Kota Malang, tepatnya di seberang utara Jalan Pahlawan Trip yang dulu merupakan asrama Brimob.

“Di seberang utara jalan Pahlawan Trip, dulunya asrama Brimob, kini jadi areal perumahan elit atau selatan Poltekes. Kuilnya menghadap selatan. Pada akhir tahun 1954 atau mungkin awal diprakirakan tahun1946 kuilnya dibakar,” terang Dwi Cahyono arkeolog yang juga Dosen di Universitas Negeri Malang tersebut.

Nakajima sendiri mengatakan jika Jinja yang ada di Kota Malang bernama Ching Nan Jinja yang artinya Jinja untuk menguasai kawasan selatan atau menguasai negara-negara di selatan Jepang. Jinja sendiri adalah tempat peribadatan bagi kepercayaan Shinto yang merupakan agama di Jepang yang sangat tradisional.

“Ada sekitar 1600 Jinja diluar Jepang dan di Indonesia ada 11 Jinja salah satunya di Kota Malang yang bernama Ching Nan Jinja. Jinja sendiri dibangun oleh militer Jepang sebagai bentuk kekuasaan tertinggi dari kaisar yang saat itu disebut sebagai keturunan dari Ameterasu Omikami atau Dewa matahari yang merupakan dewa tertinggi dalam ajaran Shinto,” paparnya.

Mengetahui hal tersebut, Agung H Buana, Kasi Pemasaran Dinas Pariwisata Kota Malang mengatakan jika ini membuktikan Kota Malang memiliki nilai history yang banyak yang mampu meningkatkan pariwisata di Kota Malang.

“Saat inikan yang kita tahu peninggalan Belanda, nah ternyata Jepang juga, itu bisa menjadi salah satu destinasi wisata, seperti pemakaman Sukun yang ternyata tiap tahun dikunjungi wisatawan Jepang untuk berziarah,” ungkapnya.(Mey/dnd)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Top